Yin dan Yang Kanker
Artikel ini membahas kemajuan dan tantangan dalam riset kanker, termasuk penurunan angka kematian dan peningkatan kasus kanker dini. Faktor risiko eksternal berkontribusi terhadap masalah ini. Riset tentang Peto’s Paradox menawarkan pendekatan baru terhadap perlindungan kanker.
Pentingnya riset kanker semakin diakui, terutama saat berinisiatif menjelaskan pekerjaan di pertemuan keluarga. Walaupun saya bukan peneliti kanker, banyak yang mempertanyakan tentang kanker karena perhatian luas yang diberikan pada penyakit ini. Hasil positif berupa penurunan angka kematian kanker sebesar 33% dari 1991 hingga 2021 menunjukkan kemajuan dalam diagnosis dan terapi kanker.
Berita baik dalam riset kanker terhambat oleh tren peningkatan kasus kanker dini, seperti kanker kolorektal pada pasien di bawah 50 tahun, yang naik 2% per tahun sejak 2011. Peneliti mencurigai penyebabnya meliputi faktor eksternal seperti gaya hidup dan paparan polutan. Salah satu contoh adalah larangan FDA terhadap pewarna merah yang telah lama dikaitkan dengan risiko kanker pada tikus.
Peneliti juga mengeksplorasi Peto’s Paradox, yang menyatakan bahwa kejadian kanker tidak berbanding lurus dengan ukuran hewan. Meskipun paus biru memiliki lebih banyak sel dan umur lebih lama, risikonya terhadap kanker tidak lebih tinggi dari tikus kecil. Pendekatan ini menawarkan kemungkinan untuk melindungi manusia dari kanker dengan memanfaatkan mekanisme perlindungan dari hewan besar.
Kesadaran tentang masalah kanker dan faktor risiko baru sangat penting dalam pencarian solusi. Dalam dunia sains, ketidaktahuan bukanlah kebahagiaan, sehingga kita perlu terus beradaptasi dalam upaya kita melawan kanker.
Berdasarkan kemajuan dalam riset kanker, meskipun kami merayakan pencapaian seperti penurunan angka kematian, peningkatan kasus kanker dini memerlukan perhatian lebih. Perilaku dan faktor eksternal dapat berkontribusi pada masalah ini. Penelitian mengenai Peto’s Paradox dan mekanisme perlindungan kanker pada hewan besar memberikan harapan baru, namun kesadaran akan risiko adalah kunci dalam perjuangan melawan kanker.
Sumber Asli: www.the-scientist.com
Post Comment