Minuman Manis Terkait dengan Risiko Kanker Rongga Mulut yang Lebih Tinggi
Studi dari University of Washington menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi minuman manis setiap hari memiliki risiko kanker rongga mulut hampir lima kali lebih tinggi. Peningkatan kasus terutama terjadi pada wanita muda, non-perokok. Meskipun belum membuktikan sebab akibat, penelitian ini menunjukkan pentingnya mengkaji dampak diet terhadap kesehatan mulut.
Penelitian dari University of Washington mengungkapkan bahwa wanita yang mengonsumsi setidaknya satu minuman manis setiap hari memiliki hampir lima kali lipat risiko kanker rongga mulut dibandingkan mereka yang menghindari minuman manis. Kasus kanker rongga mulut mengalami peningkatan yang signifikan di kalangan pasien muda, non-perokok, dan tanpa faktor risiko lain yang jelas. Studien ini menunjukkan bahwa asupan soda manis berkaitan dengan risiko tinggi kanker rongga mulut pada wanita yang secara umum berisiko rendah.
Pada tahun 2020, lebih dari 355.000 kasus kanker rongga mulut didiagnosis secara global, dengan hampir 177.000 kematian. Khususnya, terdapat peningkatan kasus di kalangan wanita muda non-perokok, meskipun penyebabnya masih belum jelas. HPV telah dibantah sebagai penyebab utama. Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi satu atau lebih minuman manis memiliki 4,87 kali risiko lebih tinggi terkena kanker rongga mulut.
Data penelitian diambil dari Nurses’ Health Study yang dimulai pada tahun 1976, melibatkan 163.000 perawat wanita. Peneliti mengidentifikasi 124 kasus kanker rongga mulut invasif dari database tersebut. Mereka menemukan bahwa perokok ringan dan peminum ringan yang juga mengonsumsi banyak minuman manis memiliki risiko kanker rongga mulut 5,46 kali lebih tinggi.
Meskipun ada hubungan yang ditemukan, penelitian ini tidak membuktikan adanya sebab akibat langsung antara gula dan kanker. Para penulis menduga bahwa diet tinggi gula dapat meningkatkan peradangan kronis yang berkontribusi terhadap risiko kanker. Beberapa ahli mengakui kemungkinan bahwa minuman manis terkait dengan kebiasaan makannya atau kondisi mulut yang lebih buruk yang tidak tercatat dalam survei.
Kedua ahli otolaringologi, Dr. Arnaud Bewley dan Dr. Ilya Likhterov, menegaskan pentingnya mengkaji lebih lanjut hubungan antara konsumsi gula dan kesehatan mulut. Mereka mencatat bahwa keseimbangan mikrobioma mulut yang terganggu akibat asupan gula bisa jadi menyebabkan meningkatnya insiden kanker rongga mulut. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana bakteri oral berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh dalam konteks kanker.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis, seperti soda, dapat meningkatkan risiko kanker rongga mulut pada wanita, khususnya di kalangan non-perokok. Meskipun hubungan ini perlu lebih dikaji, temuan tersebut mengindikasikan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko kesehatan yang terkait dengan diet tinggi gula. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran mikrobioma mulut dan hubungan antara peradangan kronis dan kanker.
Sumber Asli: www.upi.com
Post Comment