Risiko Kanker Akibat PFAS dalam Air Minum di AS
Studi terbaru menunjukkan hubungan antara kontaminasi PFAS di air minum dan risiko kanker yang meningkat di AS, mengungkap dampak pada berbagai sistem organ serta perbedaan gender. Temuan ini menunjukkan 4,626 hingga 6,864 kasus kanker tahunan terkait PFAS, menggarisbawahi kebutuhan akan regulasi yang lebih ketat dan penelitian lebih lanjut.
Sebuah studi baru mengungkapkan hubungan antara kontaminasi PFAS dalam air minum dan meningkatnya risiko kanker di Amerika Serikat. Penelitian ini menunjukkan dampak besar pada sistem pencernaan, endokrin, pernapasan, serta perbedaan jenis kelamin dalam insiden kanker. Studi ini mengevaluasi data kanker dan PFAS di tingkat kabupaten antara 2016 dan 2021, mengindikasikan beban kanker terkait PFAS di air minum.
PFAS, cepatnya, adalah bahan kimia sintetis yang digunakan sejak tahun 1940-an. Mereka terekspos dalam air minum, dengan nyatanya banyak sistem air di AS yang terkontaminasi, terutama di area urban. Paparan PFAS terkait dengan kanker melalui mekanisme seperti gangguan endokrin dan stres oksidatif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengukur risiko kanker dan memandu intervensi kesehatan masyarakat yang tepat.
Data insiden kanker berasal dari program Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) yang mencakup 22 registri di AS. Masing-masing kabupaten dihitung tingkat insiden kanker per 100,000 berdasarkan klasifikasi internasional, dengan data PFAS dikumpulkan dari Environmental Protection Agency (EPA).
Analisis menemukan asosiasi antara empat jenis kanker — pencernaan, endokrin, rongga mulut/faring, dan pernapasan — yang berkaitan dengan PFAS. Hasilnya menunjukkan PFBS terkait risiko kanker rongga mulut, sementara PFNA dan PFHpA terkait kanker tiroid. Pada wanita, kanker tiroid dan rongga mulut lebih terkait dengan paparan PFAS.
Estimasi menunjukkan 4,626 hingga 6,864 kasus kanker tahunan terkait PFAS di AS. Dengan pendekatan yang lebih baik untuk deteksi PFAS, hasil ini menggarisbawahi pentingnya penelitian lebih lanjut dan penegakan regulasi untuk memitigasi risiko kanker.
Studi ini menunjukkan bahwa paparan PFAS dalam air minum berhubungan dengan peningkatan risiko kanker pada berbagai sistem organ. Temuan ini menekankan perlunya penelitian lanjutan untuk lebih memahami dampak kesehatan terkait PFAS dan untuk mengembangkan strategi kebijakan publik yang efektif untuk mengurangi risiko tersebut.
Sumber Asli: www.news-medical.net
Post Comment