Terobosan Bedah Kanker Prostat Berikan Harapan Untuk Fungsi Ereksi
Prosedur NeuroSafe telah dikembangkan untuk meningkatkan peluang pria mempertahankan fungsi ereksi pasca operasi kanker prostat. Dengan memeriksa jaringan prostat selama operasi, teknik ini dapat menjaga saraf penting tetap utuh. Hasil uji coba menunjukkan bahwa 38% pria yang menjalani NeuroSafe tidak mengalami disfungsi ereksi berat, dibandingkan dengan 56% pada operasi standar.
Sebuah prosedur bedah prostat kanker yang lebih tepat berhasil meningkatkan kemungkinan pria mempertahankan fungsi ereksi setelah operasi hampir dua kali lipat dibandingkan dengan metode standar. Pengujian dilakukan di lima rumah sakit di Inggris dengan fokus pada pelestarian saraf yang bertanggung jawab menghasilkan ereksi. Prosedur yang dikenal sebagai NeuroSafe ini melakukan pemeriksaan jaringan prostat yang diangkat saat operasi berlangsung untuk memastikan tumor telah diangkat dan saraf-saraf penting tetap utuh.
Prof Greg Shaw, pemimpin uji coba dari University College London, menyatakan bahwa prosedur ini memberikan umpan balik kepada ahli bedah saat operasi untuk memastikan sebanyak mungkin saraf dapat dibiarkan utuh, sehingga lebih banyak pria memiliki harapan untuk memulihkan potensi seksual setelah kanker diangkat.
Kanker prostat merupakan jenis kanker paling umum pada pria di Inggris, dengan 50.000 kasus baru setiap tahun. Di seluruh dunia, hampir 1,5 juta pria didiagnosis dan 375.000 meninggal setiap tahunnya. Penyakit ini sering disebut pembunuh senyap karena tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, terutama pada pria berusia di atas 50 tahun.
Kemajuan dalam bedah robotik kini memungkinkan dokter untuk melakukan operasi ‘nerve-sparing’ dengan presisi dalam mengangkat prostat yang terkena kanker, sambil menjaga lapisan luar dan saraf di sekitarnya. Prosedur NeuroSafe melibatkan pengambilan potongan prostat yang kemudian dibekukan dan diperiksa untuk sel kanker, memastikan hanya mengangkat bagian yang terinfeksi.
Dalam uji klinis yang melibatkan 344 pria tanpa riwayat disfungsi ereksi, setengahnya menjalani NeuroSafe dan setengahnya menjalani operasi standar. Hasil menunjukkan bahwa 56% pria yang menjalani operasi standar mengalami disfungsi ereksi berat, dibandingkan dengan 38% pada yang menjalani NeuroSafe. Hanya 23% yang menjalani operasi standar melaporkan tidak ada atau hanya mengalami disfungsi ereksi ringan, sementara 39% yang menjalani NeuroSafe tidak melaporkan masalah ini.
Dr Matthew Hobbs dari Prostate Cancer UK mencatat bahwa meskipun prosedur ini menjanjikan, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami efektivitas NeuroSafe dan untuk menentukan siapa yang paling diuntungkan dari teknik baru ini. Selain itu, ada kebutuhan untuk memastikan bahwa prosedur ini dapat diakses secara luas di seluruh sistem kesehatan Inggris.
Prosedur NeuroSafe menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengurangi terjadinya disfungsi ereksi pasca operasi kanker prostat. Dengan hampir dua kali lipat peluang pemulihan fungsi ereksi, penelitian ini menekankan pentingnya teknik inovatif dalam bedah prostat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai efektivitasnya dan potensi penerapan secara luas.
Sumber Asli: www.theguardian.com
Post Comment