Headset Realitas Virtual Bisa Membantu Meredakan Nyeri Kanker
Virtual Reality (VR) berpotensi meredakan nyeri kanker. Pasien yang menggunakan VR untuk menjelajahi dunia bawah laut melaporkan penurunan nyeri. Pencitraan otak menunjukkan perubahan komunikasi sinyal rasa sakit, yang menunjukkan efektivitas VR dalam manajemen nyeri.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa realitas virtual (VR) dapat memberikan bantuan signifikan terhadap nyeri pada pasien kanker. Pasien yang menjelajahi adegan bawah laut yang dihasilkan oleh VR melaporkan penurunan rasa sakit setelah penggunaan headset VR. Pencitraan otak menunjukkan perubahan penting dalam komunikasi antara sirkuit saraf yang terkait dengan rasa sakit.
Peneliti mengamati bahwa lebih dari 75% pasien kanker yang menggunakan VR melaporkan penurunan rasa sakit yang melebihi ambang batas klinis 30%. Ini menunjukkan bahwa VR dapat menjadi alat manajemen rasa sakit yang bermanfaat dan non-invasif. Penelitian ini menyoroti potensi VR dalam mengubah pengelolaan sakit di klinik dan mengurangi ketergantungan pada opioid.
Berdasarkan catatan, diperkirakan 60% hingga 80% nyeri kanker tidak dikelola dengan baik dan 40% pasien mengalami nyeri berat pada tahap akhir hidup mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa distraksi, melalui kegiatan yang menarik seperti menjelajahi dunia VR, dapat membantu mengalihkan perhatian dari rasa sakit.
Penelitian dilakukan pada 41 pasien yang mengenakan headset VR dan melakukan eksperimen dengan mengukur fungsi otak mereka menggunakan teknologi fungsional near-infrared spectroscopy. Hasil studi juga menyatakan bahwa intervensi VR menyebabkan penurunan signifikan dalam keparahan rasa sakit yang dirasakan.
Virtual Reality (VR) menunjukkan potensi besar dalam mengurangi nyeri kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terapi ini dapat mengubah pengelolaan rasa sakit di klinik dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Dengan lebih dari 75% pasien melaporkan penurunan rasa sakit, VR bisa menjadi alternatif non-invasif dalam terapi pengelolaan nyeri.
Sumber Asli: www.healthday.com
Post Comment