Kemajuan dalam Pengobatan Kanker Paru-Paru
Bobbi Conner berbincang dengan Dr. Miriam Alexander mengenai kemajuan dalam pengobatan kanker paru-paru, termasuk menemukan metode baru dan pentingnya skrining dini. Terapi ditargetkan dan imunoterapi terbukti efektif, tetapi tantangan dalam pengetahuan dan stigma masih perlu diatasi.
Dalam sebuah wawancara, Bobbi Conner berbicara dengan Dr. Miriam Alexander tentang kemajuan dalam pengobatan kanker paru-paru. Pengobatan ini mencakup operasi, radiasi, kemoterapi, terapi yang ditargetkan, imunoterapi, dan kombinasi dari cara-cara ini. Dr. Alexander menjelaskan bahwa kanker paru-paru menyebabkan lebih banyak kematian setiap tahun dibandingkan kanker payudara, prostat, dan usus besar. Penurunan jumlah kematian ini terjadi berkat peningkatan skrining, penghentian merokok, dan pengujian biomarker.
Terapi baru seperti terapi yang ditargetkan dan imunoterapi telah mengubah pengobatan kanker paru-paru. Terapi ditargetkan menyerang sel kanker berdasarkan karakteristik molekuler unik, sementara imunoterapi melatih sistem imun untuk menghancurkan sel-sel kanker. Selain itu, pengiriman kemoterapi juga telah diperbaiki untuk lebih tepat sasaran.
Untuk menentukan pengobatan yang tepat bagi pasien individu, penting untuk melakukan pengujian biomarker atau karakterisasi molekuler dari kanker. Dr. Alexander menekankan pentingnya skrining dini untuk mendeteksi kanker paru-paru pada tahap awal. Hasil dari National Lung Cancer Screening Trial menunjukkan bahwa pemindaian CT dosis rendah dapat mengurangi kematian akibat kanker paru-paru hingga 20%.
Tantangan terbesar dalam pengobatan kanker paru-paru meliputi kurangnya pengetahuan dari pasien dan penyedia layanan kesehatan, stigma yang menyertai kanker paru-paru, serta biaya pengobatan. Lebih dari 20% pasien yang didiagnosis dengan kanker paru-paru tidak menerima pengobatan. Meningkatkan edukasi dan akses ke skrining adalah langkah penting untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup.
Kemajuan dalam pengobatan kanker paru-paru menunjukkan potensi yang signifikan untuk meningkatkan hasil pasien. Terapi yang lebih tepat sasaran dan imunoterapi, junto dengan peningkatan pencitraan dini, dapat mengurangi kematian. Namun, tantangan berupa pengetahuan dan stigma yang menghalangi akses ke pengobatan tetap perlu diatasi untuk meningkatkan kelangsungan hidup di kalangan pasien.
Sumber Asli: www.southcarolinapublicradio.org
Post Comment