Tes Genetik Lebih Efektif Dari PSA dan MRI Dalam Deteksi Dini Kanker Prostat
Studi menunjukkan bahwa skor risiko poligenik dapat meningkatkan deteksi kanker prostat dibandingkan dengan metode tradisional seperti PSA dan MRI. Riset melibatkan pria berusia 55-69 tahun, menemukan bahwa banyak kanker agresif yang tidak terlihat dalam skrining standar. Temuan tersebut mendukung penggunaan profil genetik dalam skrining kanker prostat untuk meningkatkan hasil deteksi dan mengurangi risiko overdiagnosis.
Sebuah studi terbaru di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa penggunaan skor risiko poligenik dapat meningkatkan deteksi kanker prostat yang signifikan secara klinis dibandingkan metode skrining standar. Prostat adalah kanker kedua paling umum di kalangan pria, dengan lebih dari 375.000 kematian terjadi di seluruh dunia pada tahun 2020. Skrining tradisional seperti tes PSA sering kali menghasilkan positif palsu dan overdiagnosis.
Studi melibatkan pria berusia 55-69 tahun dari keturunan Eropa yang tidak memiliki riwayat kanker prostat. Dari 40.292 individu yang diundang, 6.393 menjalani penilaian risiko genetik, dengan 745 di antaranya berada di percentile ke-90 untuk risiko poligenik. Hasil menunjukkan 40% di antara mereka didiagnosis dengan kanker prostat, banyak yang tidak terdeteksi oleh MRI atau PSA tingkat tinggi.
Temuan menunjukkan 71,8% kanker yang signifikan secara klinis akan terlewat jika hanya mencari berdasarkan PSA atau MRI. Bahkan di level PSA normal, 43,2% dari kasus kanker yang terdeteksi termasuk bentuk agresif. Kombinasi risiko genetik dengan data usia dan tingkat PSA memberikan akurasi terbaik dalam prediksi, dengan AUC 0,78 untuk kanker yang signifikan.
Skenario positif terkait adalah tingkat yang lebih rendah dari overdiagnosis (20,8%) dibandingkan dengan metode tradisional. Sebagian besar pria dengan kanker risiko rendah ditempatkan dalam pemantauan aktif sesuai pedoman. Meskipun penelitian ini berfokus pada populasi tertentu, hasilnya menunjukkan potensi besar untuk mengintegrasikan penilaian risiko genetik dalam program skrining nasional bagi populasi yang lebih beragam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa mengarahkan skrining kepada pria dengan skor risiko genetik tertinggi secara signifikan meningkatkan deteksi kanker prostat yang penting secara klinis. Menggabungkan profil risiko genetik dalam program skrining dapat mempersonalisasi perawatan dan mengurangi intervensi yang tidak perlu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji pendekatan ini pada populasi yang lebih beragam dan mengevaluasi dampak jangka panjangnya.
Sumber Asli: www.news-medical.net
Post Comment