Loading Now

Metode Baru Berpotensi Mengubah Diagnostik Kanker Kulit

Artikel ini membahas potensi spektroskopi Raman sebagai metode diagnostik kanker kulit yang noninvasif, berkolaborasi dengan AI untuk akurasi deteksi lebih baik. Meskipun tantangan regulasi dan alat yang belum portabel, teknologi ini bisa merevolusi diagnosis kanker kulit dan meningkatkan hasil pasien.

Penelitian terkini menyoroti penggunaan spektroskopi Raman, sebuah teknologi diagnostik noninvasif yang berpotensi mempercepat deteksi kanker kulit. Artikel yang diterbitkan di jurnal Global Challenges ini menekankan pentingnya kombinasi teknologi ini dengan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk mendukung dokter dalam mendeteksi kanker kulit lebih tepat waktu.

Diperkirakan ada hampir 2 juta kasus kanker kulit nonmelanoma baru setiap tahunnya, namun penulis, Pola Goldberg Oppenheimer, MSc, PhD, dari University of Birmingham, menunjukkan bahwa angka yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi akibat kurangnya pelaporan statistik. Situasi ini menempatkan kanker kulit nonmelanoma di antara lima kanker paling umum di dunia.

Diagnosis kanker kulit saat ini masih menghadapi banyak tantangan, antara lain terkait dengan inisiatif skrining yang bersifat berbeda hasilnya. Saat ini, pasien umumnya mengandalkan laporan diri dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. Biopsi yang mahal dan menyakitkan masih menjadi standar diagnosis, yang menunjukkan kebutuhan mendesak akan teknologi yang lebih cepat dan akurat.

Spektroskopi Raman menggunakan teknologi laser untuk mendeteksi “sidik jari molekuler” dalam jaringan kulit pasien. Teknologi ini, dikombinasikan dengan AI, dapat mendeteksi anomali yang konsisten dengan kanker kulit. Kelebihan utamanya adalah sifatnya yang noninvasif dan tidak merusak kulit. Penelitian sebelumnya menunjukkan akurasi diagnostik yang baik dalam membedakan jenis lesi kulit.

Meskipun ada berbagai kemajuan dalam alat ini, masih ada tantangan dalam regulasi, karena tidak ada perangkat klinis berbasis Raman yang diluluskan untuk penggunaan diagnosis tunggal di AS atau Inggris. Selain itu, alat tersebut juga masih tergolong besar dan sulit dibawa. Namun, kemajuan untuk membuat alat Raman yang portabel sudah dilakukan dan dalam penggunaan di bidang lain.

Oppenheimer dan rekan-rekannya berharap bahwa di masa depan, biopsi akan menjadi langkah terakhir, digantikan oleh diagnosis noninvasif yang lebih cepat. Mereka percaya teknologi Raman memiliki potensi besar untuk membantu dalam bidang kesehatan lainnya seperti kedaruratan, neurologi, psikiatri, oftalmologi, dan gastroenterologi.

Para peneliti menyimpulkan bahwa teknologi seperti spektrometri Raman dapat meningkatkan diagnosis kanker kulit dan hasil pasien, serta memfasilitasi deteksi dini. “Penerapan teknologi ini dalam praktik klinis akan menandai langkah transformasional dalam diagnosis kanker kulit dalam beberapa tahun ke depan,” tulis mereka.

Teknologi baru seperti spektroskopi Raman menunjukkan potensi besar dalam diagnosis kanker kulit, dengan kemampuan mendeteksi kanker secara noninvasif dan lebih cepat. Keterpaduan teknologi ini dengan AI dapat meningkatkan efektivitas deteksi. Namun, masih diperlukan dukungan regulasi dan pengembangan alat yang lebih portabel. Mengadopsi teknik ini bisa mengubah standard prosedur saat ini, menjadikan biopsi sebagai langkah terakhir.

Sumber Asli: www.ajmc.com

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment