Loading Now

Kesuksesan Uji Coba Tes Sumsum Tulang Tingkatkan Peluang Bertahan Hidup Kanker Darah

Sebuah uji coba berhasil meningkatkan peluang bertahan hidup pasien leukemia mieloid akut (AML) melalui pengujian sumsum tulang yang inovatif. Proses sederhana ini dapat mendeteksi kekambuhan lebih awal, memberikan waktu lebih untuk perawatan. Uji coba melibatkan 637 pasien dan menunjukkan bahwa sepertiga dari mereka meraih peningkatan bertahan hidup yang signifikan. Hal ini diharapkan menjadi bagian dari perawatan standar.

Dalam berita terbaru, peluang bertahan hidup bagi pasien kanker darah, khususnya jenis leukemia mieloid akut (AML), bisa meningkat dua kali lipat berkat uji coba pengujian sumsum tulang yang inovatif. Uji coba ini mengembangkan tes sensitif untuk mendeteksi jejak penyakit dalam sumsum tulang pasien. Tes ini, yang melibatkan penyuntikan di tulang pinggul setiap tiga bulan, dapat menunjukkan tanda-tanda AML sebelum terdeteksi dalam tes darah. Hal ini memberi waktu bagi tenaga medis untuk mengambil langkah pengobatan saat pasien masih dalam kondisi baik.

Oleh karena AML menyebabkan pembentukan sejumlah besar sel darah abnormal dari sumsum tulang, sekitar 3.100 orang di Inggris didiagnosis setiap tahun. Risiko kanker ini meningkat seiring bertambahnya usia, terutama bagi mereka di atas 75 tahun. Biasanya, pasien menjalani tes darah setiap beberapa minggu setelah pengobatan. Profesor Nigel Russell, yang memimpin uji coba ini, menegaskan pentingnya deteksi dini untuk mengurangi risiko kekambuhan kanker.

Prosedur tes sumsum tulang ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Biopsi ini dapat mengidentifikasi RNA yang hadir dalam sel-sel leukemia, tetapi tidak dalam sel normal. Uji coba yang dilakukan di King’s College London melibatkan 637 pasien yang dalam remisi dari AML, yang selama tiga tahun menjalani pemantauan standar atau pemantauan dengan tes sumsum tulang tambahan.

Hasil menunjukkan sekitar sepertiga pasien yang menggunakan metode ini mengalami peningkatan signifikan dalam bertahan hidup. Professor Russell mengatakan, “Ini memberi peluang bagi pasien untuk mendapatkan pengobatan sebelum mereka jatuh sakit.” Deteksi awal ini juga memberikan kemudahan bagi pasien untuk menjalani pengobatan tanpa harus dirawat di rumah sakit.

Salah satu peserta uji coba, Jane Leahy, 51 tahun, dari Wimbledon, maju dalam pengobatan AML berkat tes ini. Beberapa bulan setelah hasil tes menunjukkan adanya kelainan, dia kembali menjalani perawatan dan, setelah transplantasi sel punca, kini sembilan tahun setelahnya, dia masih dalam kondisi remisi.

Dokter Richard Dillon dari King’s College London juga menyatakan bahwa deteksi dini sangat penting dalam merencanakan perawatan untuk pasien. Sementara itu, Laura Challinor dari Blood Cancer UK mengomentari bahwa temuan ini berpotensi menghasilkan pendekatan pengobatan yang lebih baik bagi pasien kanker darah.

Uji coba pengujian sumsum tulang ini menawarkan harapan baru untuk pasien leukemia mieloid akut dengan meningkatkan peluang bertahan hidup secara signifikan berkat deteksi dini. Proses pengujian yang sederhana dan efisien dapat membantu tenaga medis memberikan perawatan sebelum pasien mencapai kondisi kritis. Seiring agar tes ini menjadi bagian dari perawatan rutin, diharapkan tingkat kelangsungan hidup pasien dapat meningkat di Inggris dan di seluruh dunia.

Sumber Asli: www.independent.co.uk

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment