Loading Now

Potensi Cyclin E1 sebagai Biomarker dalam Terapi Kanker Ovarium

Dr. Fiona Simpkins membahas temuan penting dari uji DENALI fase 2 tentang azenosertib untuk kanker ovarium platinum- resisten. Cyclin E1 muncul sebagai biomarker prediktif respon, dengan ORR lebih tinggi pada pasien positif. Data menunjukkan harapan baru bagi pasien dengan pilihan terapi yang terbatas.

Dr. Fiona Simpkins, MD, berbicara tentang temuan kunci dari uji klinis fase 2 DENALI yang mengevaluasi azenosertib pada pasien dengan kanker ovarium yang resisten terhadap platinum. Ada indikasi bahwa ekspresi protein Cyclin E1 bisa menjadi biomarker prediktif untuk respon terhadap azenosertib di kanker ini. Hasil yang sangat menggembirakan ini menawarkan harapan baru bagi pasien dengan kanker ovarium yang terbatas pilihan terapi.

Uji coba bagian 1b dari DENALI ini (NCT05128825) melibatkan 102 pasien yang sebelumnya sudah menerima 1 sampai 5 lini terapi, termasuk yang sudah pernah menjalani pengobatan dengan bevacizumab (Avastin). Dalam studi ini, semua pasien diperbolehkan, tanpa memandang status cyclin E1. Pasien yang memenuhi syarat menerima azenosertib dengan dosis 400 mg sehari selama lima hari, diikuti dua hari libur dalam setiap pekan. Tujuan utama dari penelitian ini termasuk frekuensi dan tingkat keparahan efek samping, serta tingkat respon objektif (ORR) menurut kriteria RECIST 1.1 yang telah diperbarui.

Data yang disajikan oleh Simpkins saat Rapat Tahunan SGO 2025 menunjukkan bahwa positive cyclin E1 berpotensi sebagai biomarker prediktif untuk respons terhadap azenosertib. Pada batas data 13 Januari 2025, ORR untuk pasien yang dapat dievaluasi (n = 93) mencapai 20,4%. Dalam populasi niat untuk diobati (n = 102), ORR adalah 18,6%. Sementara itu, pada pasien dengan tumor positif cyclin E1, ORR-nya jauh lebih tinggi, mencapai 34,9% dan 31,3% dalam populasi ITT.

Selain itu, untuk pasien positif cyclin E1 dalam populasi ITT, durasi respons median adalah 6,3 bulan, dan median kelangsungan hidup bebas progresi adalah 4,1 bulan. Menariknya, empat pasien masih menunjukkan respons positif pada saat analisis dilakukan. Temuan ini mendukung perlunya evaluasi lebih lanjut mengenai cyclin E1 sebagai biomarker prediktif untuk aktivitas azenosertib serta menunjukkan potensi obat ini bagi subset pasien kanker ovarium platinum-resisten, yang memiliki pilihan terapi terbatas.

Simpkins juga mengungkapkan hubungan profesinya dengan beberapa perusahaan, termasuk AstraZeneca dan GlaxoSmithKline. Dia terlibat dalam peran konsultasi serta mendapatkan dana penelitian dari beberapa lembaga tersebut. Jadi, penting untuk terus memantau temuan-temuan ini agar mendapatkan informasi terkini tentang perkembangan data onkologi yang bisa mengubah praktik.

Temuan dari uji fase 2 DENALI menawarkan harapan baru untuk pasien kanker ovarium yang resisten terhadap platinum, khususnya dengan penekanan pada ekspresi Cyclin E1 sebagai biomarker. Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat respon yang lebih tinggi pada pasien dengan tumor positif Cyclin E1, mendukung penggunaan azenosertib sebagai pengobatan. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memvalidasi peran Cyclin E1 ini dalam terapi kanker ovarium.

Sumber Asli: www.onclive.com

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment