Loading Now

Supinoxin Tawarkan Harapan Baru untuk Pengobatan Kanker Paru-paru Sel Kecil

Penelitian oleh Purdue University menemukan bahwa Supinoxin, obat kecil, dapat berfungsi sebagai terapi baru untuk kanker paru-paru sel kecil. Penelitian ini menunjukkan potensi Supinoxin dalam kombinasi dengan terapi lain. Kanker ini sangat mematikan dengan rata-rata bertahan hidup hanya 10 bulan setelah diagnosis. Penelitian ini didukung oleh Purdue dan NIH.

Peneliti dari Purdue University berhasil mengidentifikasi Supinoxin, obat molekul kecil, sebagai terapi baru yang berpotensi untuk kanker paru-paru sel kecil (SCLC). Dalam penelitian ini, co-principal investigator Elizabeth Tran menjelaskan bahwa SCLC, meskipun hanya mewakili 15% dari semua jenis kanker paru-paru, menyebabkan sekitar 250.000 kematian global setiap tahunnya.

Tran menekankan, “Beberapa jenis kanker sangat sulit diobati, salah satunya adalah kanker paru-paru sel kecil”. SCLC sering kali terkait dengan perokok dan memiliki rata-rata bertahan hidup hanya 10 bulan setelah diagnosis. Kelangkaan kemoterapi yang efektif adalah alasan utama penelitian ini dilakukan.

Karya ilmiah mereka telah dipublikasikan di jurnal iScience oleh Tran dan rekan co-principal investigator, Bennett Elzey, yang merupakan profesor riset di fakultas kedokteran hewan. Peneliti menyarankan Supinoxin mungkin lebih efektif dalam mengobati tumor jika digabungkan dengan terapi lain. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Supinoxin mempengaruhi aktivitas protein DDX5 dalam sel kanker dan model hewan.

Elzey berharap bahwa Supinoxin bisa mengendalikan ukuran tumor untuk kemudian diobati dengan terapi lain yang lebih mematikan. Supinoxin, juga dikenal sebagai RX5902, telah ada sejak 2010 dan efektif terhadap kanker payudara triple-negatif yang sangat agresif.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa DDX5 mendukung pertumbuhan ganas kanker paru-paru sel kecil. Sementara itu, kajian tahun 2020 mengungkapkan bahwa menghalangi aktivitas DDX5 berpotensi mengurangi fosforilasi oksidatif dalam sel tumor. “Mitochondria jadi rusak, menyebabkan fosforilasi oksidatif yang tidak normal serta respirasi seluler yang cacat,” ungkap Subhadeep Das, seorang ilmuwan pascadoktoral di bidang biokimia.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berpendapat bahwa sel kanker bergantung pada glikolisis untuk menghasilkan ATP, tetapi bukti baru menunjukkan bahwa beberapa sel kanker juga menggunakan fosforilasi oksidatif. Tran mengatakan, “Masih dianggap bahwa sel kanker hanya mengandalkan jalur glikolisis, tetapi ternyata tidak untuk semua jenis kanker.”

Berbicara mengenai DDX5, Tran mengungkapkan bahwa meski penelitian mengenai RNA helicase telah dilakukan, banyak yang belum memahami perannya dalam pertumbuhan kanker. Setelah bergabung dengan Purdue pada 2009, Tran mulai meneliti SCLC pada 2018 dengan fokus pada apakah RNA helicase bisa diminimalisasi untuk menghentikan pertumbuhan kanker.

“Ada potensial untuk mempelajari inhibitor RNA helicase seperti Supinoxin tidak hanya sebagai terapi kanker, tetapi juga sebagai alat penelitian untuk memahami bagaimana helicase bekerja,” tambah Tran. Lebih memahami biologi RNA bisa membuka pintu bagi target baru dalam pengobatan penyakit manusia.

Elzey juga mengakui bahwa meneliti lebih dalam biologi RNA bisa mengeksplorasi perawatan kanker klinis baru yang menargetkan keluarga protein DDX. Penelitian ini difasilitasi oleh Purdue Institute for Cancer Research dan National Institutes of Health.

Purdue University melakukan penelitian inovatif mengenai Supinoxin, yang menunjukkan potensi baru untuk mengobati kanker paru-paru sel kecil, yang dikenal sangat sulit ditangani. Dengan mengungkap mekanisme dari protein DDX5 dan bagaimana Supinoxin bekerja, penelitian ini tidak hanya berpotensi menyelamatkan nyawa, tetapi juga memperlancar pemahaman dalam biologi RNA, yang bisa menjadi dasar bagi pengembangan terapi kanker di masa depan.

Sumber Asli: vet.purdue.edu

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment