Loading Now

Harapan di Ujung Tanduk: Kemajuan Kanker Otak di Bulan Kesadaran

Pemandangan harapan dengan cahaya matahari terbit di cakrawala, melambangkan kemajuan kesadaran kanker otak.

Mei merupakan bulan kesadaran kanker otak. Dalam wawancara, Dr. Manmeet Ahluwalia menyoroti pentingnya deteksi dini dan kemajuan pengobatan, termasuk persetujuan vorasidenib. Ia juga mengajak untuk meningkatkan pengujian genetik serta pentingnya uji klinis. Harapan bagi pasien kanker otak semakin meningkat melalui riset dan terapi baru.

Mei adalah bulan kesadaran kanker otak, dan penting untuk menyoroti bahwa kanker otak, baik primer maupun metastatik, cukup umum dan semakin bisa diobati dengan deteksi dini. Manmeet Ahluwalia, MD, MBA, FASCO, mendiskusikan kemajuan terkini dalam wawancara dengan Targeted Oncology. Dia mengungkapkan bagaimana FDA baru-baru ini menyetujui vorasidenib pada Agustus 2024 untuk glioma mutan IDH, memberikan harapan baru bagi pasien.

Dalam kesempatan ini, Dr. Ahluwalia menekankan perlunya kesadaran lebih lanjut tentang kanker otak. Dia menjelaskan bahwa kedua jenis kanker otak—kanker primer yang muncul di otak itu sendiri dan metastasis dari bagian tubuh lain—semakin meningkat. “Konten seminar bulan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kanker otak,” ujar Dr. Ahluwalia. Penting sekali agar deteksi kanker menjadi lebih awal dan efektif.

Dia juga menjelaskan signifikansi dari partisipasi pasien dalam uji klinis, terutama untuk kanker agresif seperti glioblastoma. “Keterlibatan uji klinis dapat membantu meningkatkan hasil pasien,” katanya. Hal ini menunjukkan bahwa uji coba bukan hanya tentang pengobatan tapi juga tentang memberikan harapan kepada pasien dan keluarganya.

Ahluwalia menyoroti bahwa kanker otak bukanlah hal yang jarang. Pertanyaan umum muncul mengenai apakah penggunaan ponsel dapat memicu kanker otak, yang baginya, tidak ada bukti konkret untuk mendukung hal ini. Kejadian kanker otak meningkat berkat populasi yang menua dan progres lebih baik dalam pengobatan sehingga banyak pasien bertahan lebih lama.

Bagi penyintas kanker, mengenali gejala awal itu penting. Ia menyebutkan bahwa sakit kepala yang meningkat, terutama di pagi hari, atau kebingungan yang tak dapat dijelaskan, bisa menjadi sinyal. Namun, ia mengingatkan, gejala ini bisa saja tidak berhubungan dengan kanker, jadi penting bagi pasien untuk konsultasi dengan dokter.

Ahluwalia juga mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, meskipun hasil untuk tumor primer belom banyak berubah, pasien kini hidup lebih lama dan dengan kualitas hidup yang lebih baik. Dengan pengobatan baru seperti vorasidenib, kini pasien glioma mutan IDH memiliki lebih banyak pilihan. “Ini adalah langkah maju dalam medis personal,” katanya.

Dia mengajak dokter lain untuk melakukan pengujian genetik pada pasien kanker otak mereka. Hal ini bisa membuka peluang perawatan efektif di masa depan. Terutama dengan adanya penelitian baru yang mengedepankan inovasi seperti menggunakan ultrasound untuk mengatasi penghalang darah-otak, meningkatkan efektivitas pengobatan. Ahluwalia terus menyuarakan harapan bagi pasien kanker otak, mendesak adanya peningkatan pendanaan penelitian.

Lebih lanjut, Ahluwalia menekankan esensi penting dari bulan ini. Ia berharap, dengan terus mendidik tentang kanker otak, masyarakat akan lebih mampu mendukung penelitian dan pengembangan terapi baru yang total bertujuan untuk menyediakan harapan dan kualitas hidup bagi pasien. Dia percaya bahwa kita berada di era yang penuh dengan kemungkinan baru bagi pengobatan kanker.

Dengan pengetahuan yang lebih baik dan kemajuan dalam pengobatan, termasuk penggunaan obat baru dan uji coba klinis, ada harapan yang nyata bagi pasien kanker otak. Kesadaran akan penyakit ini dan pendanaan untuk penelitian sangat penting untuk masa depan pengobatan, di mana kita bisa memberikan bukan hanya kuantitas, tetapi kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien.

Sumber Asli: www.targetedonc.com

Ines Alvarez is a digital media strategist and journalist who has reshaped online news reporting through innovative storytelling techniques. With a degree from the University of California, Berkeley, Ines utilizes her technological expertise to engage readers through interactive content and immersive narratives. Over a span of ten years, she has covered major events across various platforms, developing a unique voice that resonates with diverse audiences. Ines is also an advocate for journalism education and is often invited to speak at media seminars.

Post Comment