Loading Now

Fokus Baru pada Skrining Kanker Prostat Setelah Diagnosis Biden

Diskusi tentang pedoman skrining kanker prostat setelah diagnosa Biden.

Diagnosis kanker prostat Joe Biden memicu diskusi tentang skrining dan pedoman pengobatan. Kanker prostat menjadi penyebab kematian terbesar kedua pada pria AS, meskipun angka kematiannya menurun. Para ahli meminta pembaruan pedoman skrining supaya lebih sesuai dengan keadaan saat ini.

Kabar baru-baru ini mengenai diagnosis kanker prostat mantan Presiden Joe Biden telah membawa perhatian kembali kepada pedoman skrining, diagnosis, dan pengobatan penyakit ini. Kanker prostat menempati posisi kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker pada pria di AS, setelah kanker paru-paru. Menurut American Cancer Society, angka kematian akibat kanker prostat menurun sekitar 50% dari 1993 hingga 2022, namun penurunan tersebut kini melambat, yang mungkin disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus yang terdeteksi pada stadium lanjut.

Dalam sebuah laporan khusus dari Urology Times®, Dr. Michael S. Cookson dan Dr. Kelly L. Stratton membahas beberapa poin penting terkait diagnosis Biden. Mereka menyoroti bahwa diagnosis Biden muncul dari gejala yang dirasakannya, bukan dari skrining rutin. Hal ini penting untuk dicatat, karena skrining kanker prostat merujuk khususnya pada pengujian pria tanpa gejala yang berisiko. Pedoman skrining saat ini didasarkan pada bukti dari studi yang dilakukan pada akhir tahun 1980-an, yang melibatkan pria berusia antara 55 hingga 69 tahun. kritik terhadap studi-studi ini muncul karena model harapan hidup yang ketinggalan zaman dan perkembangan perawatan kanker prostat yang semakin kompleks.

Dr. Cookson menggarisbawahi masalah warisan yang terus mempengaruhi protokol skrining, termasuk diagnosis berlebihan dan pengobatan kanker derajat rendah, seperti tumor kelompok derajat 1, yang mungkin tidak memerlukan intervensi. Meski tes antigen spesifik prostat (PSA) tetap menjadi alat penting dalam menilai kesehatan prostat, fungsinya cukup kompleks. Tes ini dapat mengarah pada prosedur diagnostik lebih lanjut, seperti pencitraan atau biopsi, namun berbeda dari strategi skrining sistematis dan bisa digunakan dengan cara yang berbeda saat gejala ada.

Dr. Stratton mengembangkan diskusi dengan membahas kapan seharusnya skrining dimulai di berbagai kelompok usia. Untuk pria rata-rata tanpa faktor risiko yang diketahui, skrining dianggap tepat antara usia 45 dan 50 tahun. Sementara itu, individu dengan risiko lebih tinggi—seperti pria Afrika-Amerika, mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker prostat, atau individu dengan mutasi genetik yang meningkatkan kerentanan terhadap kanker prostat—mungkin sebaiknya memulai skrining lebih awal, yaitu pada usia 40 tahun.

Kedua dokter menekankan perlunya pendekatan yang lebih individual dalam skrining, mempertimbangkan faktor risiko spesifik pasien dan harapan hidup. Mereka juga menyoroti ketegangan antara keinginan untuk mendeteksi kanker lebih awal dan potensi bahaya dari diagnosis berlebihan. Diskusi ini menunjukkan pentingnya evaluasi berkelanjutan dan kemungkinan revisi pedoman skrining kanker prostat agar sesuai dengan data dan kenyataan perawatan kesehatan saat ini.

Diagnosis kanker prostat Joe Biden menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperbarui pedoman skrining. Diskusi seputar skrining yang lebih individual perlu diteruskan, terutama untuk kelompok berisiko tinggi. Upaya untuk mendeteksi kanker lebih awal seharusnya dipadukan dan diimbangi dengan cara yang meminimalkan risiko diagnosis yang berlebihan.

Sumber Asli: www.urologytimes.com

Aiden Caldwell is a seasoned journalist with over 15 years of experience in broadcast and print media. After earning his degree in Communications from a prestigious university, he began his career as a local news reporter before transitioning to digital journalism. His articles on public affairs have earned him accolades in the industry, and he has worked for several major news organizations, covering everything from politics to science. Aiden is known for his investigative prowess and his ability to connect with audiences through insightful storytelling.

Post Comment