Pentingnya Kesadaran Akan Actinic Keratosis dan Risiko Kanker
Actinic keratosis, kondisi kulit berisiko tinggi, sering kali diabaikan. Dr. Elizabeth Hale menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran di kalangan dokter dan masyarakat. Penelitian menunjukkan angka kejadian kanker sel skuamosa cukup tinggi di kalangan pasien dengan kondisi ini. Inisiatif seperti Global Actinic Keratosis Awareness Day bertujuan untuk meningkatkan informasi serta pemeriksaan kulit.
Actinik keratosis adalah kondisi kulit yang semakin diabaikan tetapi sangat berbahaya. Menurut Dr. Elizabeth Hale, ini adalah masalah yang perlu perhatian lebih dalam dunia kesehatan. Dengan prevalensi global mencapai 14%, kondisi ini lebih umum di populasi tua dan mereka yang terpapar sinar UV secara intens. Jika tidak diobati, kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang dan juga berpotensi menjadi kanker kulit non-melanoma.
Dr. Hale, yang merupakan profesor dermatologi di NYU Langone Medical Center dan wakil presiden senior di Skin Cancer Foundation, menekankan pentingnya kesadaran akan diagnosa ini. “Tidak hanya dermatolog, tetapi dokter umum dan dokter penyakit dalam juga harus memahami kondisi ini, karena berpotensi berkembang menjadi kanker kulit, dan merupakan indikator risiko untuk kanker melanoma,” katanya berdasarkan wawancara di HCPLive Dermatology. Menangani dan mendidik pasien lebih awal sangat penting untuk mengurangi risiko kanker kulit di masa depan.
Sebuah studi longitudinal yang diterbitkan di JAMA menunjukkan bahwa pasien dengan actinic keratosis memiliki angka kejadian kumulatif 17.1% untuk karsinoma sel skuamosa dalam 10 tahun dibandingkan dengan 5.7% pada kelompok kontrol yang sesuai. Sayangnya, survei 2023 oleh Almirall yang melibatkan lebih dari 2500 orang dewasa berusia 35 tahun ke atas, menemukan bahwa 85% masyarakat tidak mengetahui tentang kondisi ini dan 57.73% tidak melakukan pemeriksaan kulit oleh profesional.
Menghadapi kurangnya pengetahuan ini, Almirall menginisiasi Global Actinic Keratosis Awareness Day pada tahun 2022, yang kini dirayakan setiap 24 Mei. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran akan kondisi ini. Kemitraan mereka dengan Biofrontera untuk “Hats On Challenge” di media sosial, mendesak orang-orang untuk mengenakan topi dan membagikan video bisa membantu menyebarluaskan kesadaran akan perlindungan kulit.
Untuk informasi lebih lanjut tentang perkembangan terbaru seputar actinic keratosis dan peran penyedia layanan kesehatan non-dermatologi dalam diagnosisnya, simak wawancara kami dengan Dr. Hale. Perlu dicatat bahwa Dr. Hale tidak memiliki pengungkapan yang relevan.
Actinic keratosis merupakan kondisi kulit yang sering diabaikan, tetapi memiliki risiko tinggi untuk menjadi kanker. Pendidikan yang lebih baik tentang penyakit ini di kalangan dokter dan masyarakat sangat penting. Inisiatif seperti Global Actinic Keratosis Awareness Day diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan kanker kulit.
Sumber Asli: www.hcplive.com
Post Comment