Loading Now

Obesitas dan Kanker Ovarium: Memahami Hubungan Tersembunyi

Gorgeous still life of healthy vegetables and fruits promoting a balanced diet and healthy lifestyle.

Obesitas sebagai faktor risiko untuk kanker ovarium semakin terlihat. Angka obesitas terus meningkat, dan hal ini berhubungan dengan diagnosis serta prognosis kanker ovarium yang buruk. Upaya pencegahan inklusif, termasuk perubahan gaya hidup dan kebijakan kesehatan publik, sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan survival rate wanita.

Obesitas bukan hanya masalah penampilan, tetapi juga jadi faktor risiko klinis dan biologis untuk kanker ovarium. Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi paling mematikan. Umumnya, kanker ini didiagnosis pada tahap yang sudah lanjut karena gejalanya yang tidak spesifik. Meski ada faktor genetik dan reproduksi, bukti semakin menunjukkan bahwa obesitas menjadi faktor risiko yang penting dan dapat dimodifikasi. Kenaikan obesitas di seluruh dunia makin menegaskan pentingnya mengenali link ini untuk pencegahan dan deteksi dini. Dr. Vishnu Agarwal, ahli onkologi bedah di Saifee Hospital, Mumbai, menjelaskan lebih lanjut tentang hubungan yang kurang terlihat ini.

Tingginya angka obesitas sudah menjadi masalah di berbagai belahan dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari satu miliar orang di dunia mengalami obesitas pada tahun 2022. Di Amerika Serikat, obesitas dewasa mencapai 42,4% pada tahun 2020, naik dari 30,5% di tahun 2000. Tren ini sangat relevan dengan kejadian kanker, termasuk kanker ovarium.

Kanker ovarium merupakan penyebab kelima kematian akibat kanker pada wanita di Amerika, lebih banyak daripada tipe kanker reproduksi lainnya. Menurut American Cancer Society, pada tahun 2024 diperkirakan ada sekitar 19.680 kasus baru kanker ovarium di AS dan 12.740 kematian akibat penyakit ini. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker ovarium cukup rendah, hanya 49%, karena umumnya didiagnosis pada tahap lanjut.

Beberapa mekanisme biologis menghubungkan obesitas dengan kanker ovarium. Pertama, produksi estrogen yang berlebihan dari jaringan lemak, terutama setelah menopause, dapat merangsang pertumbuhan sel ovarium, meningkatkan risiko mutasi. Kedua, obesitas menyebabkan peradangan kronis, yang dapat merusak DNA dan memicu perkembangan tumor. Ketiga, resistensi insulin yang umum terjadi pada obesitas menghasilkan kadar insulin dan IGF-1 yang tinggi, mendukung pertumbuhan sel tumor. Terakhir, adipokin, seperti leptin yang meningkat pada obesitas, berpotensi mendorong proliferasi sel kanker.

Berdasarkan berbagai studi besar, terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan risiko kanker ovarium. Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan di Cancer (2013) menyimpulkan bahwa peningkatan 5 unit IMT dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker ovarium sebesar 10%. Studi WCRF menunjukkan bahwa kelebihan lemak tubuh “kemungkinan” menjadi penyebab kanker ovarium, terutama untuk subtipe non-serosa. Pasien kanker ovarium yang obesitas juga memiliki prognosis yang lebih buruk, termasuk:
– Peningkatan kekambuhan penyakit setelah pengobatan.
– Tingkat kelangsungan hidup yang menurun.
– Meningkatnya komplikasi dalam operasi dan kemoterapi.

Dari bukti-bukti ini, jelas bahwa obesitas adalah faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk kanker ovarium. Beberapa langkah pencegahan termasuk pengendalian berat badan melalui diet dan olahraga, serta kebijakan kesehatan publik untuk mengatasi obesitas sejak usia muda. Dokter onkologi juga harus menyesuaikan pengobatan bagi pasien obesitas, termasuk dosis kemoterapi yang dipersonalisasi dan prosedur bedah yang lebih agresif.

Secara keseluruhan, obesitas bukan hanya masalah penampilan. Ini adalah faktor risiko klinis yang dapat mempengaruhi diagnosis dan pengobatan kanker ovarium. Ketika epidemi obesitas terus meningkat, penting untuk mengintegrasikan pencegahan, kesadaran, dan strategi pengobatan yang ditargetkan dalam kebijakan kesehatan wanita. Mengurangi obesitas bisa sangat menurunkan beban kanker ovarium dan meningkatkan kelangsungan hidup ribuan wanita di seluruh dunia.

Dari analisis ini, hubungan antara obesitas dan kanker ovarium semakin jelas. Obesitas adalah faktor risiko kritis yang dapat dimodifikasi, dan upaya pencegahan serta penanganan yang tepat dapat meningkatkan hasil bagi pasien. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan kebijakan kesehatan dapat lebih fokus pada pencegahan obesitas dan promosi kesehatan wanita.

Sumber Asli: www.news18.com

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment