Loading Now

Disfungsi Pembuluh Darah Otot Terkait Dengan Penyusutan Otot Pada Pasien Kanker

Pemandangan sel darah dan otot dalam warna biru dan hijau cerah, dengan fokus pada pembuluh darah yang sehat.

Sebuah studi dari University of Illinois Chicago menemukan bahwa disfungsi pembuluh darah otot dapat menjadi penyebab utama penurunan massa otot pada pasien kanker, yang dikenal sebagai cachexia. Sekitar 80% pasien kanker mengalami kondisi ini, dan peneliti menyarankan perlunya terapi baru untuk mendukung pemulihan kekuatan otot. Terapi ditargetkan untuk memulihkan kesehatan pembuluh darah dan mengaktifkan protein penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

Penurunan massa otot terutama disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah otot. Temuan ini berasal dari sebuah studi oleh peneliti di University of Illinois Chicago, yang menunjukkan bahwa fungsi pembuluh darah yang terganggu dapat menjadi penyebab otot lemah dan kehilangan berat badan pada banyak pasien kanker.

Dr. Jalees Rehman, penulis senior dari penelitian ini, menjelaskan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini dapat membantu para penyintas kanker mendapatkan kembali kekuatan otot mereka, yang tentunya penting untuk meningkatkan hasil kesehatan mereka. Di Amerika Serikat, hingga 80% pasien kanker mengalami kondisi cachexia, yang merupakan komplikasi serius yang ditandai dengan kelelahan ekstrim, penurunan berat badan, dan nafsu makan yang menurun.

“Ini merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan hasil kesehatan yang buruk pada penyintas kanker, seperti ketidakmampuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari akibat kehilangan banyak kekuatan otot,” ungkap Rehman, yang juga merupakan ko-leader Program Penelitian Onkologi Terjemahan di Pusat Kanker Universitas Illinois.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Cancer ini, mengungkapkan bahwa seiring dengan perkembangan kanker, suatu molekul tumor dalam aliran darah bisa memicu “saklar molekuler” dalam sel-sel pembuluh darah otot, yang kemudian menyebabkan kerusakan fungsi. Namun, kesehatan pembuluh darah bisa dipulihkan dengan menghidupkan kembali saklar molekuler tersebut, sehingga dapat membalikkan proses pembuangan otot.

Rehman menekankan bahwa saat ini belum ada pengobatan yang disetujui FDA untuk cachexia, dan rencana pengobatan umum yang fokus pada nutrisi dan olahraga sering kali tidak mencukupi. Penelitian sebelumnya lebih berfokus pada bagaimana respons imun yang menyebabkan peradangan di otot dapat menimbulkan kondisi ini. “Ketika kami memulai proyek ini, sedikit yang diketahui mengenai pengaruh pembuluh darah terhadap massa dan kekuatan otot dalam cachexia,” tambah Young Mee Kim, asisten profesor penelitian, yang juga menjadi penulis pertama studi ini.

Pembuluh darah merupakan jalur di tubuh yang mengantar nutrisi dan oksigen ke organ, termasuk otot. Mereka memiliki peran vital dalam fungsi dan kesehatan organ. “Mereka bukan sekadar saluran pasif; mereka membantu menginstruksikan organ dan jaringan kita,” kata Rehman.

Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan model hewan kanker pankreas untuk membandingkan pembuluh darah otot yang sakit dengan pembuluh darah otot yang sehat. Dengan menggunakan mikroskopi 3D resolusi tinggi, mereka menemukan bahwa otot yang mengalami cachexia memiliki sedikit pembuluh darah dibandingkan otot yang sehat, serta memiliki massa otot yang lebih rendah dan serat yang lebih tipis, tidak dapat berfungsi dengan baik dalam uji kekuatan.

Hasil serupa juga terlihat pada model kanker lain, termasuk kanker usus, kanker paru-paru, dan melanoma kulit, serta ketika mereka menguji sampel otot dari pasien kanker.

Para peneliti kemudian menganalisis gen dalam sel-sel yang melapisi pembuluh darah otot, yang dikenal sebagai sel endotel. Sel-sel endotel dari otot cachexic menunjukkan tanda-tanda penuaan, kebocoran, dan lebih rentan untuk mati dibandingkan dengan sel dari otot yang sehat. “Semakin banyak disfungsi vaskular, semakin banyak otot yang menderita,” jelas Rehman.

Dalam studi ini, diketahui bahwa molekul yang disebut activin A lebih banyak ditemukan di sel endotel yang terkena cachexia kanker dibandingkan yang sehat. Peningkatan activin A ini menghambat ekspresi sebuah protein penting yang disebut PGC1α. Peneliti menemukan bahwa menghidupkan kembali PGC1α dapat memulihkan kesehatan pembuluh darah dan pada gilirannya meningkatkan kekuatan otot.

Rehman dan timnya kini sedang mengembangkan terapi yang dapat menargetkan PGC1α dan activin A sebagai upaya mengatasi cachexia pada pasien kanker.

Studi terbaru menunjukkan bahwa disfungsi pembuluh darah otot dapat menjadi penyebab penurunan massa otot pada pasien kanker. Pembuluh darah tidak hanya sebagai pengantar nutrisi tapi juga berperan dalam kesehatan organ secara keseluruhan. Peneliti kini berharap bisa mengembangkan terapi yang dapat memulihkan fungsi pembuluh darah dan meningkatkan kekuatan otot.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment