Loading Now

Studi Profiling Tumor Tawarkan Harapan Baru untuk Perawatan Kanker Kulit

Pemandangan laboratorium modern dengan alat analisis genetik dan budaya sel, menciptakan penelitian kanker yang inovatif.

Studi dari Tumor Profiler Center menawarkan harapan baru untuk pengobatan kanker kulit yang lebih presisi menggunakan sembilan teknologi molekuler. Rekomendasi perawatan tersedia dalam waktu empat minggu, dan 75% dokter menemukan mereka berguna. Hasil ini menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan terapi melanoma di masa mendatang, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan.

Sebuah studi inovatif yang dilakukan oleh Tumor Profiler Center di Universitas Rumah Sakit Zurich mengungkap harapan baru untuk pengobatan kanker kulit yang lebih presisi. Menggunakan sembilan teknologi molekuler, studi ini berhasil mengevaluasi sifat tumor dalam waktu empat minggu, yang mungkin mengarah pada keputusan pengobatan yang lebih tepat. Ini adalah yang pertama di dunia dan bisa mengubah cara kita menangani pasien khususnya melanoma.

Selama ini, dokter mengandalkan pedoman standar dalam menentukan terapi yang tepat. Meskipun hasil terapi meningkat, terutama untuk melanoma, banyak pilihan pengobatan seringkali membuat bingung. Dan ketika terapi standar gagal, dokter kesulitan menemukan jalur pengobatan yang jelas. Studi ini berfokus pada cara baru untuk memahami setiap sel tumor, membantu menyaring opsi pengobatan yang paling mungkin berhasil.

Sejak 2018, proyek Tumor Profiler meneliti metode molekuler yang inovatif untuk meningkatkan pilihan perawatan yang lebih luas bagi pasien. Peneliti menganalisis tumor hingga pada tingkat sel menggunakan sembilan teknologi. Dari data yang diperoleh, terlihat gambaran lengkap dari proses biologis dalam tumor, mulai dari DNA, RNA, hingga protein.

Fase pertama proyek ini telah mengkonfirmasi bahwa analisis komprehensif memungkinkan dan pengolahan data skala besar menarik perhatian. Sekarang, fokus beralih ke penerapan langsung ke dalam praktek klinis. Dalam studi observasi multicenter terbaru, lebih dari 100 ilmuwan menilai kelayakan metode baru ini di rumah sakit.

Dari 116 pasien yang diteliti, sekitar separuh TB data dihasilkan dan rekomendasi pengobatan spesifik berasal dari informasi yang terkumpul. Selama studi, analisis tumor selesai dalam waktu sekitar empat minggu. Sebanyak 75% spesialis menemukan rekomendasi pengobatan sangat berguna.

“Rekomendasi dari profiling tumor tersedia dalam waktu yang sangat wajar, memberikan manfaat signifikan bagi dokter yang merawat,” ujar Nicola Miglino, peneliti utama di studi tersebut.
Satu hal menarik, data dari Tumor Profiler juga digunakan oleh tim spesialis untuk merekomendasikan pengobatan yang lebih tepat bagi pasien dalam studi ini.

Pasien yang mendapat terapi berdasarkan data Profiler menunjukkan respons lebih baik dibandingkan yang tidak ikut serta. Namun, Andreas Wicki dari Universitas Zurich memperingatkan bahwa hasil ini perlu konfirmasi melalui klinis yang lebih terencana dan acak dengan lebih banyak peserta. Ini bisa menjadi langkah besar menuju pengobatan berbasis data, buka jalan untuk pengujian klinis baru yang tidak hanya menguji obat individu, tetapi juga memprediksi terapi paling efektif.

Dengan potensi untuk menyelamatkan banyak nyawa dan meningkatkan harapan bagi pasien melanoma, studi ini berjanji untuk menjadi titik balik dalam pengobatan kanker kulit secara umum.

Studi yang dilakukan oleh Tumor Profiler Center menunjukkan harapan baru untuk pengobatan kanker kulit yang lebih presisi melalui teknologi molekuler yang canggih. Dengan analisis data yang mendalam dan cepat, pasien bisa menerima rekomendasi pengobatan yang lebih efektif. Hasil awal menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan respon terhadapa pengobatan, meskipun memerlukan validasi lebih lanjut. Ini adalah langkah signifikan untuk pengobatan berbasis data.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Ines Alvarez is a digital media strategist and journalist who has reshaped online news reporting through innovative storytelling techniques. With a degree from the University of California, Berkeley, Ines utilizes her technological expertise to engage readers through interactive content and immersive narratives. Over a span of ten years, she has covered major events across various platforms, developing a unique voice that resonates with diverse audiences. Ines is also an advocate for journalism education and is often invited to speak at media seminars.

Post Comment