Kanker Usus Besar Meningkat: Pilihan Skrining yang Tersedia
Kanker usus besar adalah penyakit yang bisa dicegah dan diobati jika terdeteksi dini. Skrining rutin sangat penting dan risiko individu menentukan usia dan jenis tes yang harus dilakukan. American Cancer Society merekomendasikan awalnya melakukan skrining di usia 45. Berbagai metode skrining tersedia, termasuk kolonoskopi, CT colonography, dan tes tinja.
Kanker usus besar merupakan salah satu penyebab utama kematian terkait kanker. Penyakit ini sering dimulai dari pertumbuhan kecil yang disebut polip pada lapisan usus besar atau rektum. Meskipun tidak semua polip menjadi kanker, sebagian besar kanker usus besar bermula dari polip. Oleh karena itu, deteksi awal serta pengangkatan polip sangat penting.
Beruntung, kanker usus besar sangat bisa dicegah dan diobati, terutama jika terdeteksi sejak dini. Pemeriksaan rutin dapat mengidentifikasi dan menghilangkan polip pra-kanker dan kanker pada tahap awal, di mana pengobatan paling efektif. Menurut data, sekitar 90% orang yang terdiagnosis kanker usus besar pada tahap awal dapat bertahan hidup. Tanpa screening, kanker yang tidak terdeteksi bisa berkembang menjadi tahap lanjutan seperti Tahap III dan IV, yang biasanya memiliki hasil pengobatan yang lebih buruk. Diperkirakan pada 2025, kanker kolorektal akan merenggut 53.000 nyawa.
Mengenal pilihan skrining kanker usus besar Anda sangat penting agar bisa mengambil keputusan yang tepat bersamaan dengan dokter Anda.
American Cancer Society merekomendasikan orang-orang dengan risiko rata-rata untuk mulai melakukan pemeriksaan kanker usus besar secara rutin mulai usia 45 tahun, berbeda dari rekomendasi sebelumnya yang menyebutkan usia 50 tahun. Penurunan usia ini mencerminkan meningkatnya angka kejadian kanker usus besar pada orang dewasa yang lebih muda dan kepatuhan screening yang rendah di kalangan orang dewasa yang lebih tua.
Namun, seseorang mungkin perlu mulai screening lebih awal dari 45 tahun jika memiliki riwayat medis tertentu, seperti riwayat genetik yang menyebabkan peningkatan risiko kanker, adanya riwayat kanker usus besar dalam keluarga, atau antara lain, riwayat kolitis ulseratif atau penyakit Crohn. Misalnya, jika saudara Anda didiagnosis dengan kanker usus besar Stadium 1 pada usia 40, Anda sebaiknya melakukan kolonoskopi pertama kali pada usia 30, sepuluh tahun lebih awal dari diagnosis mereka.
Sangat penting bagi individu untuk mengetahui riwayat pribadi dan keluarganya saat berbicara dengan dokter mengenai skrining awal.
Berikut adalah beberapa pilihan untuk pemeriksaan kanker usus besar:
1. Koloskopi: Prosedur ini menggunakan tabung fleksibel dengan kamera untuk memeriksa seluruh usus besar. Jika polip ditemukan, mereka dapat langsung diangkat. Menurut Dr. Austin Chiang, kolonoskopi adalah metode yang paling disukai karena dapat memeriksa dan mengangkat polip langsung, berfungsi mencegah kanker. Persiapan sebelumnya diperlukan, tetapi dilakukan saat anestesi sehingga biasanya terasa nyaman.
2. Sigmoidoskopi Fleksibel: Prosedur ini hanya memeriksa bagian usus besar. Beberapa orang lebih suka metode ini karena tidak ada persiapan diet yang ketat, tetapi memang tidak bisa melihat seluruh usus.
3. CT Kolonografi: CT scan ini membantu menghasilkan gambar 3D dari usus besar. Namun, jika terdapat abnormalitas, kolonoskopi tetap dibutuhkan untuk evaluasi lebih lanjut.
4. Endoskopi Kapsul: Menggunakan kapsul kecil yang dapat ditelan dengan kamera, yang mengfotografi saat bergerak melalui sistem pencernaan. Prosedur ini non-invasif dan tidak memerlukan sedation, tetapi hasilnya dapat bervariasi dalam akurasi.
5. Tes Fecal Immunochemical (FIT): Tes ini mengukur adanya darah tersembunyi dalam tinja. Ini dilakukan setiap tahun, tanpa perlu persiapan usus, dan menawarkan cara deteksi kanker kolorektal yang non-invasif.
6. Tes Fecal Occult Blood Berbasis Guaiac: Mirip dengan FIT tetapi menggunakan metode kimia berbeda untuk mendeteksi darah. Namun, metode ini kurang populer dan banyak yang menganggapnya sudah ketinggalan zaman.
7. Tes DNA Tinja (seperti Cologuard): Mengkombinasikan FIT dan tes DNA untuk mendeteksi mutasi terkait kanker dalam tinja. Biaya ini tidak memerlukan batasan diet sebelumnya, namun jika positif, perlu dilanjutkan dengan kolonoskopi.
Penting untuk diingat bahwa pemeriksaan kanker usus bukanlah aktivitas sekali saja. Frekuensinya bervariasi tergantung pada riwayat kesehatan. Jika seseorang memiliki banyak polip pra-kanker, mereka mungkin perlu lebih awal untuk pemeriksaan berikutnya.
Kesimpulannya, skrining kanker usus besar adalah alat penting dalam mengurangi kasus dan kematian terkait penyakit ini. Meski kolonoskopi adalah tes standar emas, pilihan yang tepat tergantung pada tingkat risiko masing-masing individu. Jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan dan diskusikan opsi yang tersedia dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Kesadaran dan tindakan untuk melakukan skrining kanker usus besar dapat benar-benar menyelamatkan nyawa. Meskipun kolonoskopi adalah pilihan utama, selalu bicarakan dengan dokter untuk menemukan metode yang paling sesuai dengan kebutuhan individual Anda. Ingat, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan ini!
Sumber Asli: www.forbes.com
Post Comment