Skrining Kanker Kolorektal Dini Berkurangi Insiden dan Kematian
Skrining kanker kolorektal dengan tes imunokimia tinja lebih awal, saat usia 40-49, terkait dengan penurunan insiden dan kematian kanker kolorektal dibandingkan mulai skrining pada usia 50. Penelitian ini melibatkan lebih dari 263.000 peserta dan menunjukkan pentingnya revisi rekomendasi skrining.
Penelitian baru menunjukkan bahwa memulai skrining tes imunokimia tinja (FIT) lebih awal, yaitu pada usia 40 hingga 49 tahun, dapat mengurangi insiden dan kematian kanker kolorektal (CRC) dibandingkan memulai skrining pada usia 50 tahun. Penelitian ini yang dilakukan di Taiwan mencakup lebih dari 263.000 peserta, di mana insiden CRC untuk kelompok skrining awal adalah 26,1 per 100.000 tahun, sementara untuk kelompok skrining biasa adalah 42,6 per 100.000 tahun.
Tingkat kematian juga jauh lebih rendah di kelompok yang melakukan skrining lebih awal, dengan 3,2 per 100.000 tahun dibandingkan dengan 7,4 per 100.000 tahun untuk kelompok yang melakukan skrining biasa. Dalam analisis yang disesuaikan, skrining awal menunjukkan penurunan signifikan dalam insiden CRC (risiko relatif disesuaikan 0,79) dan kematian (risiko relatif disesuaikan 0,61). Dalam model penyesuaian ketidakpatuhan, penurunan CRC insiden mencapai 25% dan kematian hingga 34%
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Tony Hsiu-Hsi Chen dari Universitas Nasional Taiwan, mencatat bahwa insiden dan tingkat kematian CRC pada orang dewasa muda meningkat pesat, terutama di kelompok usia 40 hingga 49 tahun. Beberapa organisasi kesehatan internasional telah merekomendasikan agar usia mulai skrining diturunkan dari 50 menjadi 45 tahun, mengingat tren ini.
Pola makan, gaya hidup malas, serta penggunaan antibiotik sejak dini diidentifikasi sebagai faktor penyebab meningkatnya CRC dini di kalangan usia muda. Dalam editorial yang menyertai penelitian ini, Kimmie Ng dari Dana-Farber Cancer Institute, mengatakan bahwa penelitian ini mendukung gerakan untuk melakukan skrining lebih awal.
“Analisis ini menambah literatur yang ada yang menunjukkan bahwa memulai skrining pada usia di bawah 50 tahun dapat memberikan manfaat bagi kesehatan publik,” katanya. Namun mereka juga menekankan pentingnya meningkatkan kepatuhan terhadap protokol skrining agar lebih banyak orang mau menjalani pemeriksaan.
Penelitian ini melibatkan kohort skrining berbasis komunitas di Taiwan yang dibagi menjadi empat sub-kohort. Dari 263.125 peserta (55,8% wanita), 39.315 berpartisipasi dalam skrining awal dan reguler, sementara 223.810 hanya mengikuti skrining reguler saja. Peneliti mencatat bahwa peserta yang mengikuti program ini mungkin lebih peduli pada kesehatan mereka yang mungkin berkontribusi pada gaya hidup lebih sehat.
Pendanaan penelitian ini diperoleh dari Administrasi Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan. Chen tidak melaporkan konflik kepentingan, sementara beberapa rekan penulis melaporkan menerima dana dan biaya dari berbagai perusahaan medis.
Penelitian mendukung ide untuk menurunkan usia skrining kanker kolorektal dengan menyoroti manfaat dari skrining lebih awal. Insiden dan kematian kanker kolorektal meningkat di kalangan orang dewasa muda, dan penelitian ini significativamente menunjukkan bahwa memulai skrining pada usia 40 hingga 49 tahun dapat mengurangi risiko. Oleh karena itu, perluasan program skrining untuk mencakup usia lebih muda sangat penting untuk kesehatan masyarakat.
Sumber Asli: www.medpagetoday.com
Post Comment