Loading Now

IL-6 dan CRP Tak Berikan Peningkatan Signifikan untuk Prediksi Infeksi Pasca Operasi Kanker Paru

Ilustrasi biomarker inflasi IL-6 dan CRP dalam prediksi infeksi pasca operasi kanker paru.

Penelitian terbaru menemukan bahwa peningkatan kadar IL-6 dan CRP setelah operasi kanker paru tidak memberikan manfaat signifikan dalam memprediksi infeksi. Meskipun ada hubungan, nilai tambah dalam model prediksi yang ada diragukan, menunjukkan perlunya pengembangan metodologi yang lebih baik dalam deteksi awal infeksi pasca operasi.

Dalam sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di PLOS ONE, para peneliti melakukan studi untuk mengevaluasi konsentrasi IL-6 dalam memprediksi risiko infeksi setelah operasi kanker paru. Sekitar 20% pasien yang menjalani operasi ini mengalami infeksi pasca operasi yang dapat berkembang menjadi sepsis, sehingga berpotensi mengancam keselamatan mereka. Infeksi ini dapat mempengaruhi hasil pengobatan dan bahkan menyebabkan kematian, sehingga deteksi dini sangat penting.

Pasca operasi, biomarker inflamasi seperti IL-6 dan CRP menjadi fokus untuk memprediksi infeksi. IL-6, yang meningkat lebih cepat dibandingkan CRP, memiliki setengah umur plasma yang lebih singkat. Ini membuat IL-6 menarik untuk dieksplorasi sebagai biomarker potensi untuk identifikasi pasien yang berisiko tinggi mengalami infeksi. Namun, hingga kini, penelitian mengenai perannya dalam infeksi pasca operasi kanker paru masih terbatas.

Studi ini dilakukan di dua rumah sakit di Belanda, yaitu Amphia Hospital Breda dan Sint Antonius Hospital Nieuwegein, mengikutsertakan pasien yang menjalani operasi kanker paru. Pengambilan sampel darah dilaksanakan pada beberapa waktu, mulai dari sebelum operasi hingga beberapa jam setelahnya, untuk mengukur kadar IL-6, CRP, dan biomarker lainnya. Ini bertujuan untuk menilai ada tidaknya infeksi dalam 30 hari pasca operasi.

Dari 170 pasien yang terlibat dengan usia rata-rata 67 tahun, sekitar 22% mengalami infeksi pasca operasi, dengan mayoritas infeksi terkait sistem pernapasan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi IL-6 cenderung lebih tinggi di kelompok pasien yang terkena infeksi dibandingkan yang tidak. Namun, meskipun kedua biomarker menunjukkan adanya hubungan, perbaikan signifikan dalam prediksi infeksi praktis terasa terbatas.

Peneliti menemukan bahwa meskipun IL-6 dan CRP memiliki hubungan signifikan dengan infeksi pasca operasi, nilai tambahnya terhadap model prediksi sederhana tampaknya kecil. Model ini tidak bisa membedakan pasien yang terinfeksi dari yang tidak secara signifikan. Penambahan IL-6 ke model tidak membawa manfaat tambahan dalam klasifikasi risiko, sedangkan CRP malah memperburuk klasifikasi pasien terinfeksi.

Akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa meskipun ada hubungan antara peningkatan kadar IL-6 dan CRP dengan risiko infeksi, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar untuk mengevaluasi efektivitas kedua biomarker tersebut secara klinis. Keterbatasan dari ukuran sampel yang kecil dikenal dapat memengaruhi hasil, serta waktu pengambilan sampel mungkin tidak selalu sesuai dengan waktu puncak konsentrasi IL-6 pada setiap pasien.

Studi ini membuka ruang penting untuk penelitian yang lebih mendalam mengenai cara optimal dalam memprediksi infeksi setelah operasi kanker paru, mendesak perlunya alat deteksi dini yang lebih andal.

Studi menunjukkan bahwa meskipun IL-6 dan CRP meningkat pasca operasi dan berkaitan dengan risiko infeksi, nilai tambahnya untuk prediksi klinis sebenarnya terbatas. Penelitian lebih lanjut dengan jumlah peserta yang lebih besar diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kegunaan biomarker ini dalam praktik klinis. Poin-poin penting lain termasuk perlunya evaluasi waktu pengambilan sampel dan efek dari tipe operasi terhadap inflamasi.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment