Pencegahan Kanker
Penelitian
CANCER PREVENTION, CANCER RESEARCH UK, CEDARS - SINAI, CEDARS - SINAI CANCER, CLINICAL TRIALS, FONDAZIONE AIRC, HPV VACCINE, JOHN NOLAN, LOS ANGELES, MEDICINE, MEGAN HALL, NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH, NEWSWISE, NORTH AMERICA, PAUL C. BOUTROS, RESEARCH, SCIENCE, SUNGYON, UNITED STATES, WEI YANG
Ravi Patel
0 Comments
Kemajuan Penelitian Kanker di Cedars-Sinai Berfokus pada Onkosom dan Imunoterapi
- Cedars-Sinai menemukan onkosom besar dalam darah untuk diagnosis kanker.
- Peneliti mencari cara kolaborasi untuk mengembangkan tes darah.
- Imunoterapi lebih efektif dibandingkan lenvatinib untuk kanker hati.
- Hasil studi baru menunjukkan kemungkinan penggunaan obat baru pada imunoterapi.
- Penelitian ini didanai oleh NIH dan lembaga terkait lainnya.
Temuan Baru tentang Onkosom Besar dalam Diagnosis Kanker
Kemajuan dalam Pemantauan Kanker Melalui Tes Darah Menawarkan Harapan. Peneliti Cedars-Sinai menemukan bahwa onkosom besar, yang merupakan kantong berisi cairan yang dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel kanker agresif, mengandung sekumpulan molekul yang konsisten di berbagai jenis kanker. Temuan ini dipublikasikan dalam Cell Reports Medicine, menunjukkan bahwa onkosom besar dalam darah dapat menjadi metode diagnostik untuk memantau kanker.
Pengembangan Tes Darah untuk Monitoring Terapi Kanker
Ada potensi besar untuk kolaborasi multidisipliner dalam penelitian ini. Dr. Dolores Di Vizio, yang merupakan profesor Urologi di Cedars-Sinai Cancer, mengatakan bahwa set molekul ini ditemukan dalam sel kanker otak, prostat, dan payudara serta di darah pasien kanker prostat metastatik. Tujuan mereka selanjutnya adalah mengembangkan tes darah guna memantau respons kanker prostat terhadap terapi, sehingga diharapkan bisa mengurangi kebutuhan biopsi yang invasif dan menyesuaikan terapi yang paling sesuai bagi pasien.
Efektivitas Imunoterapi pada Kanker Hati Lanjutan
Imunoterapi menunjukkan hasil yang lebih baik untuk pasien kanker hati dibandingkan obat-obatan umum lain. Sebuah studi di Cedars-Sinai menunjukkan bahwa pasien kanker hati yang menjalani imunoterapi, yang membantu sistem kekebalan tubuh menyerang sel kanker, memiliki harapan hidup yang lebih lama dibandingkan mereka yang menggunakan lenvatinib. Hasil sementara ini membuka jalan untuk pemahaman lebih dalam mengenai pengobatan pribadi dan perlu adanya studi jangka panjang untuk konfirmasi hasil.
Peran Enzim dalam Evasi Sel Kanker Terhadap Imunoterapi
Studi berupa pra-klinis juga menemukan efektivitas lebih terhadap imunoterapi di masa depan. Peneliti mendapati bahwa enzim yang berperan dalam pembentukan blok bangunan DNA dan RNA membantu sel kanker menghindari sistem kekebalan tubuh. Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam Nature Communications, menjelaskan bagaimana obat yang menghambat enzim ini dapat meningkatkan efektivitas pada terapi imunomodulator, memberikan harapan baru bagi pasien kanker di masa depan yang mungkin menghadapi tantangan resistensi terhadap pengobatan.
Penelitian terbaru di Cedars-Sinai menghadirkan langkah maju penting dalam pengobatan kanker. Temuan tentang onkosom besar menawarkan metode baru untuk diagnosis dan monitoring, sedangkan tuna yang menjanjikan tentang efektivitas imunoterapi di pasien kanker hati menunjukkan harapan bagi pengobatan yang lebih baik. Dengan melibatkan kolaborasi multidisipliner, masa depan penelitian kanker terlihat menjanjikan dengan kemungkinan mengembangkan tes darah yang bisa membantu dalam personalisasi terapi.
Post Comment