Pencegahan Kanker
Penelitian
CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, EUROPE, HPV VACCINE, INSTITUTE FOR CANCER RESEARCH, INSTITUTE OF CANCER RESEARCH, KRIS, LONDON, MAGGIE CHEANG, MEDICINE, RESEARCH, THE INSTITUTE FOR CANCER RESEARCH, THE INSTITUTE OF CANCER RESEARCH, UNITED KINGDOM, WOMEN'S HEALTH
Sofia Peterson
0 Comments
Tes Baru Dapat Merevolusi Perawatan Pasca Kanker Payudara
- Tes baru dapat membantu memprediksi kambuhnya kanker payudara.
- Ribuan pasien mungkin telah terhindar dari pengobatan yang tidak perlu.
- Penelitian ini menggali potensi subtipe molekuler kanker payudara.
- Dua minggu terapi hormon dapat mengubah karakteristik tumor.
- Pasien dengan tumor Luminal B memerlukan pengobatan yang lebih intensif.
Tes Baru Dapat Prediksi Kambuhnya Kanker Payudara Secara Awal
Perkembangan terbaru di dunia medis datang dari kalangan para ilmuwan yang telah mengembangkan tes baru untuk pasien kanker payudara. Tes ini dirancang untuk memprediksi kemungkinan kanker akan kembali dalam waktu dua minggu setelah pasien memulai pengobatan. Dengan demikian, ribuan pasien yang menderita kanker payudara mungkin bisa terhindar dari pengobatan yang tidak perlu. Penelitian ini menyasar pasien dengan jenis kanker payudara yang dikenal sebagai positif reseptor estrogen dan positif faktor pertumbuhan epidermal manusia (HER2).
Uji Coba Mampu Mengidentifikasi Risiko Kambuh Kanker
Dalam jurnal eBioMedicine, para ahli menjelaskan bahwa tes ini memungkinkan beberapa pasien untuk “menurunkan” pengobatan mereka. Di sisi lain, tes ini juga dapat membantu mengidentifikasi pasien yang mungkin membutuhkan “strategi terapi yang lebih intensif”. Tes yang dikembangkan oleh ilmuwan dari The Institute for Cancer Research, London, memiliki akurasi tinggi dalam mengidentifikasi 6% pasien dengan risiko tertinggi untuk kambuh. Dalam studi ini, para peneliti menganalisis sampel tumor dari 213 pasien untuk mempelajari respons mereka terhadap terapi hormon.
Hasil Penelitian Dapat Membantu Pengobatan yang Lebih Tepat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua minggu terapi hormon dapat mempengaruhi karakteristik tumor, mengubah subtipe tumor tertentu. Para pasien yang memiliki tumor bertipe Luminal B, yang tidak berubah setelah terapi, berada dalam kelompok dengan risiko tertinggi kanker kembali. Dr. Maggie Cheang dari Institute of Cancer Research menyatakan bahwa untuk memberikan perawatan yang benar-benar disesuaikan, penting untuk menyempurnakan cara kita mengklasifikasikan kanker payudara. Penelitian ini menegaskan bahwa pemahaman tentang subtipe molekuler dapat membantu dalam mendefinisikan pengobatan yang lebih tepat bagi masing-masing individu.
Dalam upaya mengembangkan perawatan kanker payudara yang lebih personal, penelitian ini menunjukkan potensi dari tes baru yang dikembangkan. Dengan kemampuan untuk memprediksi risiko kambuhnya kanker dalam dua minggu setelah pengobatan awal, ribuan pasien dapat diuntungkan. Penelitian ini juga menekankan pentingnya pemahaman lebih dalam tentang subtipe kanker payudara untuk penanganan yang lebih tepat di masa mendatang.
Post Comment