Loading Now

Tes Baru Dapat Merevolusi Perawatan Pasca Kanker Payudara

Uji kanker baru yang revolusioner di laboratorium, alat dan tabung percobaan dengan pencahayaan lembut.
  • Tes baru dapat membantu memprediksi kambuhnya kanker payudara.
  • Ribuan pasien mungkin telah terhindar dari pengobatan yang tidak perlu.
  • Penelitian ini menggali potensi subtipe molekuler kanker payudara.
  • Dua minggu terapi hormon dapat mengubah karakteristik tumor.
  • Pasien dengan tumor Luminal B memerlukan pengobatan yang lebih intensif.

Tes Baru Dapat Prediksi Kambuhnya Kanker Payudara Secara Awal

Perkembangan terbaru di dunia medis datang dari kalangan para ilmuwan yang telah mengembangkan tes baru untuk pasien kanker payudara. Tes ini dirancang untuk memprediksi kemungkinan kanker akan kembali dalam waktu dua minggu setelah pasien memulai pengobatan. Dengan demikian, ribuan pasien yang menderita kanker payudara mungkin bisa terhindar dari pengobatan yang tidak perlu. Penelitian ini menyasar pasien dengan jenis kanker payudara yang dikenal sebagai positif reseptor estrogen dan positif faktor pertumbuhan epidermal manusia (HER2).

Uji Coba Mampu Mengidentifikasi Risiko Kambuh Kanker

Dalam jurnal eBioMedicine, para ahli menjelaskan bahwa tes ini memungkinkan beberapa pasien untuk “menurunkan” pengobatan mereka. Di sisi lain, tes ini juga dapat membantu mengidentifikasi pasien yang mungkin membutuhkan “strategi terapi yang lebih intensif”. Tes yang dikembangkan oleh ilmuwan dari The Institute for Cancer Research, London, memiliki akurasi tinggi dalam mengidentifikasi 6% pasien dengan risiko tertinggi untuk kambuh. Dalam studi ini, para peneliti menganalisis sampel tumor dari 213 pasien untuk mempelajari respons mereka terhadap terapi hormon.

Hasil Penelitian Dapat Membantu Pengobatan yang Lebih Tepat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua minggu terapi hormon dapat mempengaruhi karakteristik tumor, mengubah subtipe tumor tertentu. Para pasien yang memiliki tumor bertipe Luminal B, yang tidak berubah setelah terapi, berada dalam kelompok dengan risiko tertinggi kanker kembali. Dr. Maggie Cheang dari Institute of Cancer Research menyatakan bahwa untuk memberikan perawatan yang benar-benar disesuaikan, penting untuk menyempurnakan cara kita mengklasifikasikan kanker payudara. Penelitian ini menegaskan bahwa pemahaman tentang subtipe molekuler dapat membantu dalam mendefinisikan pengobatan yang lebih tepat bagi masing-masing individu.

Dalam upaya mengembangkan perawatan kanker payudara yang lebih personal, penelitian ini menunjukkan potensi dari tes baru yang dikembangkan. Dengan kemampuan untuk memprediksi risiko kambuhnya kanker dalam dua minggu setelah pengobatan awal, ribuan pasien dapat diuntungkan. Penelitian ini juga menekankan pentingnya pemahaman lebih dalam tentang subtipe kanker payudara untuk penanganan yang lebih tepat di masa mendatang.

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment