Kenali Risiko: Skrining dan Pencegahan Kanker Usus
Kanker kolorektal meningkat, terutama pada orang muda dan menjadi penyebab utama kematian karena kanker. Pemeriksaan harus dimulai pada usia 45 tahun, dengan beberapa opsi seperti kolonoskopi dan tes di rumah. Gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko, dan penting untuk berkonsultasi dengan dokter saat mengalami gejala.
Kanker usus besar semakin meningkat, terutama di kalangan orang muda. Saat ini, kanker ini menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada pria di bawah 49 tahun. Diharapkan, kanker ini akan menjadi penyebab utama kematian kanker bagi pria dan wanita pada tahun 2030. Untungnya, ada alat efektif seperti kolonokopi dan pilihan pemeriksaan kanker usus besar lainnya yang dapat membantu menemukan dan bahkan mencegah kanker colorectal.
Pemeriksaan kanker kolorektal sebaiknya dimulai pada usia 45 tahun bagi mereka yang berisiko rata-rata. Dokter Michael D. Watson dari UVA Health menyatakan, “Jika Anda berisiko tinggi, Anda harus mulai lebih awal.” Risiko tinggi bisa disebabkan oleh riwayat keluarga kanker kolorektal, penyakit radang usus, atau sindrom genetik tertentu. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menentukan tingkat risiko Anda.
Ada beberapa opsi pemeriksaan untuk kanker kolorektal. Pilihan terbaik akan bergantung pada faktor risiko, usia, dan preferensi pribadi. Yang terpenting, lakukan pemeriksaan secara teratur. Watson berkomentar, “Saya khawatir untuk memastikan bahwa semua yang membutuhkan diperiksa.”
Kolonoskopi adalah metode paling efektif untuk mendeteksi kanker kolorektal. Prosedur ini dilakukan saat pasien dibius, menggunakan alat fleksibel untuk memeriksa kolom dan rektum. Sebelum kolonoskopi, Anda perlu membersihkan kolon dengan cairan khusus. Dokter akan mencari polip dan tanda-tanda kanker serta dapat mengeluarkan polip saat pemeriksaan.
Tes di rumah cukup nyaman bagi mereka yang berisiko rata-rata. Tes ini tidak memerlukan persiapan atau anestesi. Ada dua jenis utama: Tes Fecal Immunochemical (FIT) yang memeriksa darah tersembunyi dalam tinja dan FIT-DNA (Cologuard®) yang lebih komprehensif.
Sigmoidoskopi fleksibel mirip kolonoskopi tetapi hanya memeriksa bagian bawah kolon dan dapat dilakukan setiap lima tahun bersamaan dengan tes darah occul setiap tahun. CT Kolonografi adalah teknik pencitraan non-invasif yang menggunakan sinar-X.
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker kolorektal, langkah-langkah seperti menjaga berat badan yang sehat, tidak merokok, makan makanan sehat tinggi serat dan sayuran, serta berolahraga dapat mengurangi risiko. Gejala kanker kolorektal yang perlu diperhatikan termasuk darah di tinja, perubahan kebiasaan buang air besar, nyeri perut, atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Jika Anda mengalami gejala ini, segeralah berkonsultasi ke dokter. Watson menyatakan, “Pendarahan rektal kebanyakan disebabkan oleh wasir, tetapi penting untuk berbicara dengan dokter Anda.”
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, hubungi ahli bedah kolorektal di UVA Health Colorectal Surgery untuk melakukan kolonoskopi atau pemeriksaan lainnya. Anda bisa menghubungi 571-833-7951 untuk membuat janji.
Kanker kolorektal menjadi masalah kesehatan yang semakin serius, terutama pada generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan secara teratur dan mengenali faktor risiko. Berbagai opsi pemeriksaan, baik di rumah maupun di fasilitas medis, dapat membantu dalam deteksi dini. Mengadopsi gaya hidup sehat juga merupakan langkah penting untuk pencegahan. Konsultasi dokter diperlukan jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Sumber Asli: princewilliamliving.com
Post Comment