Loading Now

Uji PAC-MANN: Deteksi Dini Kanker Pankreas yang Inovatif dan Terjangkau

Pac-MANN adalah uji darah inovatif dari OHSU untuk mendeteksi kanker pankreas tahap awal dalam 45 menit. Uji ini lebih akurat, terjangkau, dan menggunakan jumlah darah yang sedikit. Dengan hasil awal yang menjanjikan, PAC-MANN dapat memperbaiki deteksi kanker dan pengelolaan perawatan pasien.

Kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan dan sulit dideteksi, dengan tingkat kematian hampir setengah juta orang setiap tahunnya. Dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun kurang dari 15%, tantangan utama adalah kurangnya alat deteksi yang dapat diandalkan untuk diagnosis dini. Namun, hal ini mungkin segera berubah dengan adanya uji PAC-MANN.

Uji PAC-MANN, yang diusulkan oleh tim peneliti dari Oregon Health and Science University (OHSU), dapat membantu dokter mendeteksi kanker pankreas tahap awal hanya dalam 45 menit dengan menggunakan sampel darah. Uji ini lebih akurat, cepat, dan terjangkau dibandingkan metode konvensional.

“Perbedaan besar pada uji ini adalah biaya: hanya memerlukan 8 mikroliter darah dan 45 menit untuk diujikan dengan biaya kurang dari satu sen per sampel. Ini bisa digunakan di daerah pedesaan dan kurang terlayani,” ujar Jose L. Montoya Mira, penulis utama studi dan insinyur riset di OHSU.

PAC-MANN adalah singkatan dari “protease activity-based assay using a magnetic nanosensor”. Dalam uji ini, marker kimia khusus ditambahkan ke sampel darah untuk bereaksi dengan enzim yang disebut protease, yang terkait dengan pertumbuhan kanker. Uji PAC-MANN mampu mendeteksi aktivitas protease abnormal pada pasien kanker pankreas, memicu fluoresensi sebagai sinyal keberadaan kanker.

Tim OHSU telah menggunakan PAC-MANN untuk mendeteksi tanda-tanda kanker pankreas tahap awal pada 350 pasien, dengan akurasi 73% dan 98% untuk mengidentifikasi orang tanpa kanker. Uji ini juga berhasil mengenali 100% sampel yang tidak menunjukkan tanda kanker namun berasal dari pasien dengan penyakit pankreas lainnya.

Ketika PAC-MANN digabungkan dengan CA-19-9, biomarker PDAC yang terkenal, akurasi uji meningkat menjadi 85%. “Uji PAC-MANN mampu membedakan pasien dengan kanker pankreas dari pasien sehat dan yang memiliki masalah pankreas non-kanker 98% dari waktu,” kata tim OHSU.

Kanker pankreas telah mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, terbukti dengan banyak pasien yang baru mengetahui penyakit ini saat telah menyebar ke organ lain. “Tujuan kami dengan PAC-MANN adalah memberikan alat bagi klinisi untuk mendeteksi penyakit lebih awal, ketika lebih banyak pilihan pengobatan tersedia dan kesempatan bertahan hidup lebih baik,” jelas Jared Fischer, salah satu penulis studi.

Berbeda dengan metode pengujian darah lainnya seperti biopsi atau ultrasound, PAC-MANN tidak memerlukan volume darah yang besar dan dapat digunakan untuk memeriksa populasi luas dengan biaya rendah. Peneliti juga mencatat, saat ini tidak ada uji yang menargetkan individu dengan risiko tinggi pengembangan PDAC, sehingga PAC-MANN dapat mengisi kekosongan ini.

Uji PAC-MANN tidak hanya bertujuan untuk deteksi — tetapi juga dapat membantu mengukur efektivitas perawatan. “Jika kami bisa melacak respons pasien terhadap terapi secara real-time, kami bisa membuat keputusan perawatan yang lebih baik dan meningkatkan hasil,” tambah Fischer. Peneliti akan melanjutkan pengujian untuk memastikan keandalan PAC-MANN sebelum metode diagnostik ini tersedia untuk penggunaan klinis.

Studi ini diterbitkan di jurnal Science Translational Medicine.

Uji PAC-MANN menunjukkan potensi besar dalam mendeteksi kanker pankreas tahap awal dengan cara yang cepat, akurat, dan terjangkau. Kemampuan untuk menggunakan jumlah darah yang sedikit dan biaya yang rendah membuatnya menjadi opsi layak untuk dilakukan pada populasi yang lebih luas. Dengan pengembangan lebih lanjut, PAC-MANN dapat mengubah cara deteksi dan pengobatan kanker pankreas, meningkatkan peluang kelangsungan hidup pasien.

Sumber Asli: www.zmescience.com

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment