Bulgaria Berupaya Atasi Krisis Obat Kanker
Bulgaria mengambil langkah cepat untuk mengurangi hambatan birokrasi dalam distribusi obat kanker, mencakup lebih dari 40 obat, guna memastikan pasien tidak kehilangan cakupan kesehatan. Perusahaan farmasi menuntut peningkatan anggaran negara. Meskipun pendanaan publik naik, tantangan tetap dihadapi, termasuk gugatan hukum terkait perbedaan perlakuan antara rumah sakit publik dan swasta.
Bulgaria mengumumkan langkah-langkah mendesak untuk mengurangi hambatan birokrasi dalam impor dan distribusi pengobatan kanker yang penting, demi mengatasi kekurangan yang semakin meningkat. Langkah baru ini mencakup lebih dari 40 obat kanker untuk mencegah risiko warganya kehilangan jaminan kesehatan untuk terapi yang dibutuhkan.
Perusahaan farmasi mengeluh tentang prosedur rumit yang menghambat ekspor dan re-ekspor obat, yang memperburuk kekurangan dan harga tinggi di pasar. Pemerintah sangat bergantung pada diskon dari perusahaan farmasi untuk obat yang diganti biayanya. Perusahaan meminta kenaikan anggaran negara untuk obat-obatan karena sistem saat ini bergantung pada diskon dari bisnis swasta.
Mengacu pada profil kanker OECD, Bulgaria mencatat peningkatan angka kematian kanker dalam satu dekade terakhir, meski tingkat insiden kanker di 2022 lebih rendah dari rata-rata EU. Angka kematian yang dapat dihindari dari tiga jenis kanker umum (paru-paru, payudara, dan kolorektal) juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata EU. Pasien Bulgaria menghadapi kesulitan keuangan dan organisasi dalam mengakses pengobatan, meski pendanaan publik telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Pemerintah mengusulkan aturan baru untuk regulasi dan penetapan harga produk onkologi penting dengan memperpanjang periode tinjauan harga dari enam menjadi 24 bulan. Ini diharapkan dapat mengurangi beban administratif dan menjaga keberadaan produk di pasar Bulgaria. Selain itu, akan dibentuk anggaran negara terpisah untuk obat onkologi penting untuk memastikan jaminan cakupan kesehatan bagi pengobatan kanker dasar.
Sofia juga menghadapi gugatan di Pengadilan UE akibat perlakuan preferensial yang diberikan kepada rumah sakit onkologi swasta, di mana NHIF membayar harga berbeda untuk obat kanker yang sama di rumah sakit publik dan swasta. Hal ini menyebabkan EU memulai prosedur pelanggaran terhadap Bulgaria karena ketidakpatuhan terhadap hukum Eropa.
Bulgaria berupaya mengatasi kekurangan obat kanker melalui pengurangan birokrasi dan pembentukan anggaran baru. Langkah ini bertujuan memastikan akses tetap bagi pasien kanker terhadap pengobatan yang diperlukan. Sementara itu, tantangan seperti gugatan hukum dan perbedaan harga untuk obat antara rumah sakit tetap menjadi fokus perhatian.
Sumber Asli: www.euractiv.com
Post Comment