Loading Now

Mengalihkan Fokus Kanker Payudara ke Pencegahan

Kanker payudara masih menjadi penyebab ketakutan bagi wanita meskipun ada kemajuan dalam pengobatan. Fokus seharusnya bergeser ke pencegahan dengan mengadopsi langkah-langkah yang terbukti efektif, seperti penggunaan obat pencegahan dan identifikasi wanita berisiko tinggi.

Upaya penanganan kanker payudara sejauh ini telah berpusat pada deteksi dini dan pengobatan setelah operasi. Meskipun pendekatan ini berhasil mengurangi angka kematian, kanker payudara tetap menjadi momok bagi banyak wanita, dengan 1 dari 8 wanita terpengaruh dan menjadi penyebab kematian kanker kedua terbanyak. Oleh karena itu, perhatian yang lebih besar perlu diberikan kepada pencegahan. Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa banyak langkah perlindungan dapat mengurangi kemungkinan wanita mengembangkan kanker payudara. Teknik skrining juga dapat membantu mengidentifikasi wanita berisiko tinggi yang membutuhkan langkah perlindungan lebih. Baru-baru ini, United States Preventive Services Task Force memperbarui rekomendasi untuk pemberian obat pencegahan bagi wanita dengan risiko di atas rata-rata. Mereka menemukan “bukti meyakinkan” terkait manfaat pencegahan dari tiga obat anti-kanker terkenal: tamoxifen, raloxifene, dan penghambat aromatase.

Kanker payudara adalah penyakit yang masih menakutkan meskipun angka kelangsungan hidup lima tahun meningkat. Dengan persentase kelangsungan hidup yang tinggi, perhatian perlu dialihkan ke pencegahan daripada hanya pengobatan. Penelitian menunjukkan, mengadopsi langkah-langkah pencegahan dapat secara signifikan mengurangi angka kejadian kanker payudara di kalangan wanita.

Pencegahan kanker payudara harus menjadi fokus utama untuk mengurangi insiden penyakit ini di kalangan wanita. Dengan langkah-langkah perlindungan yang tepat dan penggunaan obat pencegahan, peluang untuk menurunkan risiko pengembangan kanker ini menjadi sangat memungkinkan. Diperlukan keberanian untuk menerapkan strategi pencegahan yang dapat mengubah cara kita memandang dan menangani kanker payudara.

Sumber Asli: www.nytimes.com

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment