Dampak Kebakaran Hutan pada Pasien Kanker Paru Pascaoperasi
Penelitian menunjukkan pasien kanker paru yang dirawat di fasilitas terkena kebakaran hutan memiliki waktu tinggal yang lebih lama pascer opio. Dampak ini menyebabkan pasien menghadapi berbagai masalah, termasuk stres dan akses layanan yang terganggu. Terdapat kebutuhan mendesak untuk panduan mengenai kesehatan pasien saat terjadi bencana.
Kebakaran hutan memperburuk ketahanan pasien kanker paru pascasurgery. Penelitian baru menunjukkan bahwa pasien yang operasinya dilakukan di fasilitas yang terkena dampak kebakaran mengalami waktu tinggal (LOS) yang lebih lama dibandingkan pasien serupa yang menjalani perawatan di waktu tanpa bencana. Temuan ini dipublikasikan di Journal of the National Cancer Institute.
Dampak kebakaran hutan meliputi:
– Paparan asap, air, dan tanah terkontaminasi
– Stres akibat perintah evakuasi
– Gangguan layanan farmasi dan belanja
– Perubahan rute transportasi
Dalam studi ini, peneliti menganalisa data pasien berusia 18 tahun ke atas dengan kanker paru non-sel kecil antara 2004-2021. Hasil menunjukkan LOS lebih lama untuk pasien yang terkena bencana kebakaran, yaitu 9,4 hari dibandingkan 7,5 hari untuk pasien yang tidak terpengaruh.
Selisih waktu dua hari dalam LOS bisa berdampak secara ekonomi pada sistem kesehatan, mengingat biaya perawatan rumah sakit sekitar $1.500 per hari. Penegasan lebih lanjut diperlukan tentang apakah perpanjangan LOS memberikan hasil perawatan bedah yang lebih baik saat bencana terjadi.
Ke depan, panduan tentang tanggap bencana perlu disusun untuk populasi pasien yang rentan. Peneliti menekankan pentingnya kesiapan penyedia layanan kesehatan menghadapi fenomena cuaca ekstrem yang semakin meluas.
Studi ini menunjukkan bahwa kebakaran hutan mengakibatkan waktu tinggal di rumah sakit yang lebih lama bagi pasien kanker paru, mengindikasikan perlunya panduan untuk melindungi kesehatan pasien selama bencana. Kesiapan sistem kesehatan dalam menangani dampak perubahan iklim terhadap pasien penyakit kronis sangat penting.
Sumber Asli: www.news-medical.net
Post Comment