Kecerdasan Buatan dan Teknologi Lain Kurangi Ketimpangan Gender Melanoma
Teknologi seperti AI dapat membantu mengurangi ketimpangan gender dalam melanoma, tetapi perbaikan yang berkelanjutan memerlukan kombinasi inovasi dan kebijakan. Pria sering didiagnosis lebih lambat dan memiliki tumor yang lebih agresif. Pendekatan termasuk AI dan kebijakan inklusif akan diperlukan untuk meningkatkan diagnosis dan pengobatan.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mengatasi ketimpangan gender dalam kanker melanoma, namun perbaikan yang berkelanjutan memerlukan kombinasi teknologi inovatif dan kebijakan yang jelas. Peneliti, dipimpin oleh Abdulqadir J. Nashwan dari Universitas Qatar, menjelaskan bahwa pria lebih sering didiagnosis pada tahap lanjut dan memiliki tumor yang lebih agresif dibandingkan wanita.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap ketimpangan gender ini termasuk lokasi melanoma. Pria cenderung memiliki melanoma di kulit kepala dan punggung yang sulit terdeteksi. Meski setelah mempertimbangkan lokasi dan ketebalan tumor, wanita tetap memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan pria. Peneliti mencatat bahwa faktor biologis, perilaku, dan lingkungan juga menjadi penyebabnya.
Sebuah survei menunjukkan bahwa banyak pria tidak disiplin menggunakan tabir surya, dengan hanya 17.1% yang mengaku menggunakannya setiap hari. Pria seringkali memiliki pandangan bahwa kulit cokelat lebih menarik, yang berkontribusi pada paparan sinar matahari yang lebih tinggi. Di sisi lain, teknologi baru, khususnya AI, dapat membantu dalam diagnosis dini melanoma dengan analisis gambar dermatologis.
Meskipun AI dapat menawarkan keakuratan yang tinggi dalam identifikasi lesi, peneliti mengingatkan bahwa efektivitas AI bergantung pada kualitas data yang digunakan untuk melatih model. Beberapa dataset besar kurang mewakili kelompok minoritas atau memiliki ketidakseimbangan gender, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendeteksi pola spesifik. Beberapa pendekatan baru diusulkan untuk mengatasi masalah ini.
AI juga bisa berfungsi untuk mendukung pengambilan keputusan klinis dengan menganalisis data pasien yang kompleks untuk memperkirakan respons terhadap pengobatan. Selain AI, inovasi lain seperti biopsi cair dan biomarker darah juga dapat meningkatkan tingkat diagnosis dini. Peneliti menekankan bahwa pembuat kebijakan bisa membantu mengurangi ketimpangan melalui program skrining yang inklusif dan kampanye kesadaran publik tentang risiko melanoma.
Akhirnya, solusi untuk masalah ketimpangan gender dalam melanoma memerlukan pendekatan multifakto, termasuk kebijakan dan teknologi yang sensitif gender dalam pengobatan presisi.
Kesimpulannya, untuk mengatasi ketimpangan gender dalam melanoma, dibutuhkan kombinasi teknologi canggih seperti AI dan perubahan kebijakan yang menyeluruh. Peneliti berpendapat bahwa dengan pendekatan yang sensitif gender dan diinformasikan oleh data yang berkualitas, pengobatan dan hasil bagi pasien dapat ditingkatkan, khususnya bagi pria dan kelompok minoritas yang berisiko tinggi.
Sumber Asli: www.ajmc.com
Post Comment