Kepatuhan Rendah pada Pedoman Perawatan Pasca-Displasia Serviks
Hanya 45,5% pasien dengan displasia serviks tingkat tinggi menyelesaikan pemantauan sesuai pedoman dalam 30 bulan setelah perawatan. Dari jumlah tersebut, sepertiga menerima hasil co-test abnormal. Hanya 0,5% terdiagnosis kanker serviks setelah perawatan.
Dalam penelitian tentang pemantauan pasca-perawatan displasia serviks tingkat tinggi, hanya 45,5% pasien menyelesaikan pemantauan sesuai pedoman dalam 30 bulan setelah perawatan, di mana sepertiga dari mereka menerima hasil co-test abnormal. Hanya 0,5% dari semua pasien didiagnosis dengan kanker serviks pasca perawatan. Penelitian dilakukan terhadap 3146 pasien berusia 30-65 tahun di Amerika Serikat antara tahun 2010 hingga 2019, menggunakan data dari dua sistem kesehatan terintegrasi di Boston dan Dallas.
Demografi pasien terdiri dari mayoritas usia 30-39 tahun dan sedikit komorbiditas. Hasil utama penelitian fokus pada penerimaan dua co-test negatif dalam 30 bulan setelah perawatan, dengan fleksibilitas penjadwalan enam bulan. Hasil menunjukkan bahwa dalam dua sistem, 55,3% pasien di Massachusetts General Brigham menyelesaikan co-test, sedangkan di Parkland Health hanya 40,6%.
Waktu pemantauan sesuai pedoman ditemukan, dengan waktu median co-test pertama antara 6,4-10,1 bulan dan co-test kedua dari 8,5-12,0 bulan. Diagnosa kanker serviks terjadi pada 16 pasien dengan waktu median diagnosis 14,9 bulan. Penulis menyarankan perlunya pemantauan sistematis untuk pasien dengan displasia serviks tingkat tinggi untuk memastikan pemantauan mengikuti pedoman. Keterbatasan penelitian meliputi ketidakmampuan menentukan alasan spesifik untuk penyelesaian pemantauan yang suboptimal dan tidak dapat menangkap tes lanjutan di luar sistem kesehatan yang berpartisipasi.
Penelitian menunjukkan rendahnya kepatuhan pada pemantauan pasca-perawatan displasia serviks tingkat tinggi. Hanya 45,5% pasien menyelesaikan dua co-test dalam 30 bulan, dengan sepertiga di antaranya menunjukkan hasil abnormal. Disarankan perlu tindakan pemantauan lebih sistematis untuk mematuhi pedoman.
Sumber Asli: www.medscape.com
Post Comment