Loading Now

Kanker Usus Besar: Pentingnya Deteksi Dini dan Skrining pada Usia Muda

Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Usus Besar. Peningkatan kanker usus besar terjadi di kalangan usia 20-40 tahun, sehingga kolonoskopi direkomendasikan dimulai di usia 45. Kohli berbagi pengalaman pribadi terkait pentingnya menjalani skrining dan menghadapi konsekuensi deteksi dini, serta tantangan di media sosial tentang kanker usus besar.

Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Usus Besar, mengingatkan pentingnya deteksi dini melalui kolonoskopi. Registrasi untuk acara 5K ‘Crush Colorectal Cancer’ yang akan diadakan pada 22 Maret diadakan oleh Duke Cancer Institute. Dalam pendekatan awal, Kohli menjalani kolonoskopi meskipun belum mencapai usia rekomendasi dan menemukan tumor yang berpotensi berbahaya. Operasi darurat yang dihadapinya menyadarkan pentingnya tidak mengabaikan gejala meskipun hasil awal pemeriksaan tampak normal.

American Cancer Society melaporkan peningkatan kanker usus besar di kalangan usia 20-an hingga 40-an. Kini, skrining disarankan dimulai pada usia 45 tahun daripada 50. Kolonoskopi dasar di usia 45 di-cover sepenuhnya oleh rencana asuransi medis Duke, dengan 72% anggota Aetna dan 77% anggota Blue Cross terdaftar mendapatkan skrining kolonoskopi pada tahun 2024.

Julius Wilder dari Duke melihat kenaikan pasien muda dan menduga bahwa pola makan, obesitas, serta konsumsi alkohol berkontribusi terhadap hal ini. Sumber informasi yang salah di media sosial juga memperburuk deteksi dini, dengan 13 dari 35 video edukasi di TikTok didapati menyesatkan.

Kohli melanjutkan proses pemulihan yang baik berkat dukungan dari rekannya dan kegiatan berlari. Setelah setahun terdiagnosis, ia berlari dalam setengah marathon yang sama untuk pertama kalinya. Sejak itu, ia rutin menjalani kolonoskopi dan mengakui pentingnya menjaga kesehatan, berusaha lebih disiplin dibanding sebelumnya.

Deteksi dini kanker usus besar sangat penting, terutama pada kelompok usia yang lebih muda. Kolonoskopi kini disarankan mulai usia 45, dengan penyuluhan untuk tidak mengabaikan gejala. Misinformasi di media sosial dapat membahayakan, oleh karena itu, selalu cari informasi dari sumber terpercaya. Kohli contohnya, telah berkomitmen melanjutkan pemeriksaan rutin untuk menjaga kesehatan pasca-kanker.

Sumber Asli: today.duke.edu

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment