Pedoman Terbaru Untuk Terapi Radiasi pada Kanker Anal
Pedoman klinis baru dari ASRO merekomendasikan penggunaan terapi radiasi untuk pengobatan kanker anal. Evaluasi multidisipliner dan terapi kombinasi adalah kunci, dengan perhatian pada dosis dan pengurangan toksisitas. Eksisi lokal juga direkomendasikan untuk penyakit awal.
Pedoman praktik klinis yang diterbitkan oleh American Society for Radiation Oncology pada 27 Februari di Practical Radiation Oncology memberikan rekomendasi berbasis bukti untuk pengobatan kanker anal. Rekomendasi ini mencakup evaluasi multidisipliner untuk semua pasien. Pengobatan definitif umumnya melibatkan terapi kombinasi, menggunakan 5-fluorouracil atau capecitabine bersamaan dengan mitomycin, atau cisplatin sebagai alternatif bersyarat.
Untuk pasien dengan penyakit stadium awal, eksisi lokal bisa dipertimbangkan. Volume target radiasi harus mencakup tumor primer, saluran anal, rektum, serta kelenjar getah bening mesorektal, presakral, iliakal internal dan eksternal, obturator, dan inguinal. Rekomendasi tentang penggunaan terapi radiasi terarah juga disertakan dalam pedoman ini.
Dosis untuk tumor primer berkisar 4,500 hingga 5,940 cGy dalam 25 sampai 33 fraksi, dan kelenjar getah bening yang terkena secara klinis menerima 5,040 hingga 5,400 cGy dalam 28 sampai 30 fraksi. Pedoman juga memberikan panduan untuk meminimalkan toksisitas terkait pengobatan dan menjaga agar jeda pengobatan seminimal mungkin.
“Terapi radiasi memainkan peran utama dalam mengelola kanker anal, menawarkan pengobatan definitif yang efektif dan mempertahankan organ,” kata Feng dalam pernyataannya.
Pedoman terbaru dari American Society for Radiation Oncology menjelaskan pentingnya terapi radiasi dalam pengobatan kanker anal. Rekomendasi ini menekankan penilaian multidisipliner, penggunaan terapi kombinasi, dan pertimbangan dosis yang tepat untuk meningkatkan efektivitas pengobatan sambil meminimalkan efek samping.
Sumber Asli: www.healthday.com
Post Comment