Bahan Kimia Pemadam Kebakaran Memicu Mutasi Kanker Otak
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemadam kebakaran terpapar haloalkana meningkatkan risiko mutasi genetik terkait glioma, kanker otak. Glioma dibagi menjadi empat derajat berdasarkan agresivitas. Studi ini melibatkan 17 pemadam kebakaran dan menemukan hubungan antara paparan haloalkana dan jumlah variasi genetik, khususnya SBS42.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan bahan kimia berbahaya dalam pemadam kebakaran berpotensi menimbulkan mutasi genetik yang terkait dengan kanker otak. Sebuah studi di jurnal \”Cancer\” mengidentifikasi bahwa paparan haloalkana, terutama di kalangan pemadam kebakaran, merupakan faktor risiko untuk glioma, sejenis tumor otak yang berasal dari sel glial.
Glioma dibedakan berdasarkan tingkat agresivitasnya menjadi empat derajat, di mana derajat I dan II dianggap kurang invasif dibandingkan dengan derajat III dan IV. Penelitian ini menganalisis 1.000 glioma untuk mengidentifikasi tanda mutasi yang terdapat pada tumor ini.
Hasil studi menunjukkan bahwa 94% dari peserta penelitian adalah pria non-Hispanik. Rata-rata pemadam kebakaran terlibat dalam pekerjaan ini selama 22 tahun, dengan sebagian besar didiagnosis menderita glioblastoma tinggi. Dua dari 17 pemadam kebakaran memiliki variasi genetik tinggi meskipun waktu kerja di bidang tersebut pendek.
Analisis mengungkap bahwa eksposur haloalkana, tercermin dalam tanda mutasi SBS42, mempunyai korelasi signifikan dengan peningkatan rata-rata variasi genetik yang berhubungan dengan kanker. Enam dari 13 sampel dengan jumlah variasi SBS42 yang signifikan menunjukkan setidaknya satu gen bermutasi yang dihubungkan dengan kanker.
Studi ini memberikan bukti bahwa paparan haloalkana melalui pekerjaan, termasuk pemadam kebakaran, meningkatkan risiko glioma, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi proses mutasional lain yang berpotensi terlibat dalam patogenesis glioma.
Studi ini menegaskan bahwa pemaparan haloalkana dalam profesi pemadam kebakaran dapat meningkatkan risiko kanker glioma melalui tanda mutasional SBS42. Hasil ini akan menjadi dasar untuk mengembangkan intervensi kesehatan masyarakat yang lebih efektif bagi populasi rentan terhadap kanker ini.
Sumber Asli: www.news-medical.net
Post Comment