Penambahan Kemoterapi Tidak Meningkatkan Hasil Pasien Kanker Serviks

Studi NRG Oncology menunjukkan penambahan kemoterapi tidak meningkatkan hasil untuk pasien kanker serviks stadium awal. Radioterapi saja dianjurkan sebagai perawatan adjuvan. Hasil menunjukkan peningkatan toksisitas bagi pasien yang menjalani kombinasi kemoterapi dan radioterapi. Penelitian ini dipresentasikan di Pertemuan SGO di Seattle.

Studi NRG Oncology GOG-0263 fase III menunjukkan bahwa penambahan kemoterapi berbasis cisplatin pada radioterapi pasca-histerektomi radikal untuk pasien kanker serviks stadium awal tidak memberikan hasil yang lebih baik. Sebaliknya, kombinasi ini meningkatkan tingkat toksisitas pada pasien. Hasil ini menguatkan bahwa radioterapi sebagai perawatan adjuvan saat ini adalah pilihan yang lebih baik. Hasil ini dipresentasikan di Pertemuan Tahunan SGO di Seattle.

Studi ini melibatkan 316 pasien dengan penyakit stadium awal dan faktor risiko menengah. Peserta diacak untuk menerima terapi kombinasi (kemoradioterapi) atau radioterapi saja. Sebanyak 92% pasien menjalani 28 fraksi radiasi dengan dosis median 50.4 Gy. Estimasi kelangsungan hidup bebas kekambuhan 3 tahun untuk kelompok CRT dan RT masing-masing adalah 88.5% dan 85.4%. Risiko kekambuhan untuk CRT dibandingkan RT adalah 0.6976, serta risiko keseluruhan 0.586, menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan.

Dokter Sang Young Ryu menekankan bahwa saat ini, pasien dengan penyakit stadium awal dan faktor risiko menengah sebaiknya hanya dirawat dengan radioterapi. Hasil studi membuktikan kemoterapi tidak menjadi pilihan yang lebih baik. Penelitian mendatang diharapkan dapat mengeksplorasi alternatif lain atau waktu yang lebih tepat untuk kemoterapi agar dapat meningkatkan hasil dengan mengurangi efek samping.

Hasil studi NRG Oncology GOG-0263 menunjukkan bahwa penambahan kemoterapi pada radioterapi untuk pasien kanker serviks tidak meningkatkan hasil kelangsungan hidup bebas kekambuhan dan justru meningkatkan toksisitas. Penelitian ini mendukung penggunaan radioterapi sebagai perlakuan tunggal untuk pasien stadium awal dengan risiko menengah, serta membuka jalan untuk penelitian mendatang tentang pendekatan alternatif dalam penanganan kanker serviks.

Sumber Asli: www.news-medical.net