4 Tren Kanker Mengkhawatirkan yang Harus Diketahui pada Tahun 2025
Laporan tren kanker ACS untuk 2025 menunjukkan penurunan angka kematian kanker sebesar 34% sejak 1991. Namun, terdapat kecemasan mengenai meningkatnya kasus kanker pada individu muda, kanker serviks yang masih berisiko tinggi, ketidaksetaraan dalam akses perawatan kesehatan, dan memburuknya diagnosis kanker gastrointestinal. Upaya untuk deteksi dini dan penanganan penyakit ini sangat diperlukan.
Laporan tahunan mengenai tren kanker dari American Cancer Society (ACS) telah mengungkapkan campuran berita dan statistik untuk tahun 2025. Dalam periode 1991 hingga 2022, angka kematian akibat kanker menurun sebesar 34%, berkat deteksi dini, pengurangan merokok, dan peningkatan pengobatan. Namun, para ahli kanker memiliki kekhawatiran terkait tren lain yang masih mengkhawatirkan.
Salah satu tren yang meresahkan adalah meningkatnya angka kematian kanker di kalangan individu muda. Meski angka kematian akibat kanker menurun, kasus baru pada remaja meningkat 0,7% per tahun. Pada 2025, diperkirakan 9.550 anak berusia hingga 14 tahun dan 5.140 remaja berusia 15 hingga 19 tahun akan didiagnosis kanker. Prof. Paul Oberstein menyoroti bahwa kematian kanker terus meningkat di kalangan wanita muda dengan kanker payudara.
Kanker serviks, meski dapat dicegah, masih menjadi ancaman signifikan bagi ribuan wanita. Angka insiden kanker serviks telah stabil setelah penurunan pada tahun 1970-an hingga 2000-an. Diperkirakan 13.000 wanita akan didiagnosis kanker serviks pada tahun 2025, dengan 4.000 di antaranya meninggal. Dr. Jessica Shepherd menekankan bahwa kanker ini memiliki potensi untuk dihapuskan jika dilakukan deteksi dini terhadap infeksi HPV.
Laporan ACS juga menemukan bahwa orang asli Amerika dan kulit hitam menghadapi angka kematian kanker lebih tinggi dibandingkan dengan kulit putih. Untuk kasus kanker serviks, tingkat kematian pada wanita kulit hitam dan asli Amerika lebih tinggi hingga 70%. Dr. Shepherd menyerukan peningkatan akses perawatan kesehatan dan pengetahuan untuk mencegah kanker serviks melalui skrining dan tes.
Diagnostik kanker gastrointestinal (GI), seperti kanker pankreas dan kolorektal, terus memburuk, dengan angka kejadian nasional yang meningkat. Dari 2012 hingga 2021, insiden kanker kolorektal meningkat 2,4% per tahun pada individu di bawah 50 tahun. Di antara kanker pankreas, estimasi menunjukkan 67.440 kasus baru akan terdiagnosis pada tahun 2025 dengan mortality rate yang meningkat setiap tahun. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk deteksi lebih awal pada jenis kanker ini untuk meningkatkan hasil pengobatan.
Laporan ACS menunjukkan kemajuan dalam beberapa aspek pengendalian kanker, tetapi tren mengkhawatirkan tetap ada, terutama di kalangan individu muda dan kelompok rentan. Peningkatan deteksi dini, membantu akses perawatan kesehatan, dan inovasi dalam pengobatan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini. Penanggulangan kanker serviks dan meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat juga sangat penting untuk mengurangi kematian akibat kanker di masa depan.
Sumber Asli: www.foxnews.com
Post Comment