Studi Menemukan Hubungan Ketaatan Skrining Kanker Paru dengan Tingkat Deteksi yang Lebih Tinggi
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa ketaatan pada skrining kanker paru tahunan meningkatkan tingkat deteksi kanker paru, dengan 61% ketaatan pada tahun pertama dan 51% pada tahun kedua. Penelitian ini menyoroti pentingnya skrining awal dan berkelanjutan untuk memastikan pengobatan yang efektif.
Sebuah studi menunjukkan bahwa ketaatan pada skrining kanker paru tahunan berhubungan dengan tingkat deteksi kanker paru yang lebih tinggi. Penelitian ini menemukan ketaatan 61% pada skrining tahun pertama dan 51% pada tahun kedua. Skrining kanker paru penting untuk mendeteksi penyakit lebih awal, sehingga pengobatan bisa lebih efektif. Meskipun banyak yang menjalani skrining awal, hanya sedikit yang melanjutkan ke skrining tahunan berikutnya.
Studi ini dipimpin oleh Roger Y. Kim, M.D., dari University of Pennsylvania, dengan fokus pada seberapa baik orang menjalani skrining kanker paru tahunan dan dampaknya pada diagnosis kanker paru. Sebanyak 10,170 orang berusia 55 hingga 75 tahun terlibat dalam penelitian ini, dengan hasil yang menunjukkan bahwa pasien yang kembali untuk skrining tahunan lebih mungkin didiagnosis kanker paru, terutama di tahap awal.
Penelitian ini menunjukkan bahwa “ketaatan pada skrining kanker paru tahunan dapat mendeteksi lebih banyak kanker paru,” kata Kim. Ia juga menyatakan bahwa kanker tersebut sering kali didiagnosis pada tahap awal, yang lebih mudah untuk disembuhkan. Meskipun ada beberapa keterbatasan dalam studi ini karena sifat observasionalnya, temuan ini menekankan pentingnya partisipasi konsisten dalam skrining tahunan sebagai metrik kualitas.
Studi ini juga menemukan bahwa sebelumnya tidak ada data nyata yang menghubungkan ketaatan berulang dengan peningkatan tingkat deteksi kanker paru tahap awal. Penelitian ini menyoroti perlunya penyedia layanan kesehatan tidak hanya mendorong skrining awal, tetapi juga mengedepankan pentingnya ketaatan berkelanjutan dalam skrining tahunan.
Sementara itu, perhatian lain mengenai penelitian dalam bidang kanker paru meliputi kesepakatan baru untuk obat kanker Libtayo, keputusan terkait imunoterapi versus kemoterapi imunoterapi, dan efektivitas biaya Libtayo dibandingkan dengan Keytruda. Penelitian juga menemukan bahwa jarak ke skrining kanker paru bervariasi berdasarkan ras dan kelompok etnis, di mana masyarakat adat mengalami waktu tempuh terlama.
Studi ini memberikan bukti penting dan kerangka kerja pragmatis untuk ketaatan skrining tahunan kanker paru sebagai metrik kualitas di seluruh negara.
Kesimpulan dari studi ini menunjukkan bahwa ketaatan pada skrining kanker paru tahunan berhubungan langsung dengan tingkat deteksi kanker yang lebih tinggi, terutama pada tahap awal. Hal ini menekankan pentingnya mendorong ketaatan dalam skrining tahunan untuk meningkatkan diagnosis dan pengobatan kanker paru. Penyedia layanan kesehatan perlu meningkatkan advokasi untuk bagian ini dalam program skrining kanker paru.
Sumber Asli: www.managedhealthcareexecutive.com
Post Comment