Pengobatan Cryotherapy untuk Kanker Esofagus
Cryotherapy adalah pengobatan menjanjikan untuk kanker esofagus, baik pada stadium awal maupun lanjut, dengan metode minimally invasive yang efektif. Dr. Tilak Shah menjelaskan bahwa prosedur ini menawarkan potensi manfaat kesehatan bagi pasien dengan keterbatasan intervensi tradisional. Banyak pasien melaporkan perbaikan dalam kualitas hidup dan gejala disfagia. Harapan ke depan mencakup perluasan aplikasi cryotherapy dan penelitian lebih lanjut untuk efektivitas jangka panjangnya.
Cryotherapy muncul sebagai pilihan pengobatan yang menjanjikan untuk kanker esofagus, menawarkan pendekatan yang minimally invasive. Dr. Tilak Shah dari Cleveland Clinic menjelaskan aplikasi praktis cryotherapy bagi pasien yang tidak cocok untuk intervensi tradisional. Cryotherapy mampu mengelola gejala dan meningkatkan hasil di kasus yang menantang, terutama pada kanker esofagus stadium awal dan lanjut.
Kanker esofagus, khususnya adenokarsinoma, sering terdiagnosis pada stadium lanjut, membatasi pilihan pengobatan. Meskipun pembedahan, radiasi, dan kemoterapi adalah standar perawatan, tidak semua pasien bisa menjalani prosedur tersebut. Cryotherapy menggunakan dingin ekstrem untuk menghancurkan jaringan abnormal dan makin diperoleh bukti efektivitasnya, terutama bagi pasien berisiko tinggi.
Dr. Shah menyatakan bahwa cryotherapy bisa lebih unggul dibandingkan ablasi radiofrekuensi (RFA) dan terapi fotodinamik (PDT) karena penetrasi jaringan yang lebih dalam dengan efek samping yang lebih sedikit. Terutama bagi pasien dengan komorbiditas tinggi, cryotherapy bisa menjadi pilihan yang lebih aman dan tidak invasif dengan tingkat respons lengkap sekitar 60% pada kanker esofagus T1b.
Dalam penggunaan terkait kemoradiasi neoadjuvant untuk kanker esofagus lanjutan, cryotherapy menunjukkan hasil yang menjanjikan. Dalam dua uji coba kecil, lebih dari 50% pasien mengalami respons klinis lengkap setelah menjalani beberapa sesi cryotherapy. Keberadaan efek samping yang minimal dan peningkatan signifikan dalam kualitas hidup menjadi nilai tambah dari terapi ini.
Cryotherapy juga bermanfaat bagi pasien dengan kanker esofagus yang tidak bisa dioperasi, memberikan perbaikan dalam kualitas hidup dengan mengurangi gejala seperti disfagia. Kasus pasien berusia 77 tahun yang tidak cocok untuk pembedahan menunjukkan hasil positif setelah cryotherapy. Penelitian baru menunjukkan bahwa 80% pasien merasakan perbaikan dalam gejala disfagia setelah cryotherapy, terutama setelah dua kali sesi dalam waktu tiga minggu.
Melihat ke depan, cryotherapy diharapkan bisa lebih diperluas penggunaannya, terutama dalam pengobatan Barrett dan kasus kompleks. Dr. Vivek Kaul menekankan perlunya data skala besar untuk memastikan integrasi cryotherapy dalam pengobatan endoskopik. Penelitian lebih lanjut akan membantu menentukan efektivitasnya untuk subkelompok pasien yang berbeda dan mengidentifikasi risiko atau manfaatnya terhadap progresi kanker.
Cryotherapy menjadi pilihan pengobatan yang menjanjikan untuk kanker esofagus, baru-baru ini terbukti efektif dalam mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien yang tidak cocok untuk terapi konvensional. Manfaat yang ditawarkan, seperti penyerapan jaringan yang lebih dalam dan efek samping yang lebih minimal, menjadikan cryotherapy sebuah alternatif penting. Meski hasil awal menunjukkan harapan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk validasi efektivitasnya. Riset yang lebih besar sangat diharapkan untuk memahami manfaat jangka panjang dari terapi ini.
Sumber Asli: www.gastroendonews.com
Post Comment