Biaya Vaksin Tinggi Menghalangi Pencegahan Kanker Serviks
Kanker serviks di India menjadi penyebab kematian kedua bagi wanita, dipicu oleh HPV. Biaya vaksin HPV yang tinggi menjadi hambatan, meski Cervavac menawarkan solusi terjangkau. Ditekankan bahwa kesadaran, mobilisasi, dan kerjasama publik-swasta penting untuk peningkatan vaksinasi dan deteksi dini kanker.
Kanker serviks merupakan penyebab kedua kematian akibat kanker pada wanita di India, setelah kanker payudara. Menurut Program Registri Kanker Nasional, kanker serviks menyumbang sekitar sepertiga dari semua kasus kanker yang dilaporkan di kalangan wanita India. Secara global, kanker serviks adalah kanker yang paling umum keempat di antara wanita. Sekitar 90 persen kasusnya disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV) yang menyebar melalui aktivitas seksual.
Vaksin HPV telah tersedia sejak 2008, dengan India memperkenalkan vaksin HPV yang diproduksi secara lokal pada 2023. Meskipun pemerintah merencanakan program immunisasi nasional, peluncurannya belum dimulai. Salah satu hambatan terbesar adalah biaya vaksin, di mana Gardasil dan Cervarix berkisar antara Rs 2.000 hingga Rs 9.000 per dosis. Vaksin Cervavac yang dikembangkan oleh Serum Institute diharapkan dapat menurunkan biaya menjadi Rs 300-400 per dosis.
Biaya vaksin yang tinggi menjadi penghalang signifikan, namun Cervavac menawarkan solusi. “Vaksin ini dirancang agar sangat terjangkau, memberikan respons imun yang kuat,” ujar Dr Geetha Nagasree, konsultan onkolog bedah senior. Diharapkan vaksinasi dapat dilakukan pada remaja usia 9 hingga 15 tahun.
Tantangannya meliputi mobilisasi tenaga kerja dan peningkatan kesadaran, terutama di daerah pedesaan. Ahli menyarankan kampanye kesadaran dan program vaksinasi berbasis sekolah untuk menjaga angka vaksinasi. Bersama vaksinasi, program skrining yang kuat juga sangat penting untuk deteksi dini kanker serviks dan meningkatkan angka kelangsungan hidup.
Dr Vasundara Cheepurupalli menekankan bahwa HPV bertanggung jawab atas lebih dari 95 persen kasus kanker serviks, dan vaksin yang terjangkau dapat mengurangi disparitas kesehatan. Vaksinasi yang luas tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga lebih ekonomis dibandingkan pengobatan kanker.
Persaingan terbatas juga mempengaruhi harga yang tinggi. “Jika perusahaan lokal diberi pengetahuan dan lebih banyak orang divaksinasi, permintaan akan meningkat dan harga akan menurun,” tambahnya. Dr Ranga Reddy Burri menyoroti keberhasilan kemitraan publik-swasta dalam menurunkan harga vaksin Hepatitis B dan Covid-19 sebagai model yang dapat diterapkan untuk vaksin HPV juga.
Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang signifikan, terutama bagi wanita di India. Biaya tinggi vaksin HPV menghalangi pencegahan yang efektif, meskipun hadirnya vaksin lokal Cervavac menawarkan harapan. Pentingnya pendidikan, mobilisasi tenaga kesehatan dan kerjasama publik-swasta dalam meningkatkan aksesibilitas dan menurunkan biaya vaksinasi diperjelas, dengan dukungan program skrining untuk mengatasi kanker serviks secara lebih efektif.
Sumber Asli: www.deccanchronicle.com
Post Comment