Onkolog Mencari Penyebab Kanker Usus Besar pada Pasien Muda
Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Usus Besar, dengan peningkatan pencarian kolonoskopi. Vadehra meneliti penyebab kenaikan kasus kanker kolorektal pada pasien muda, menyoroti pentingnya deteksi dini dan hubungan antara faktor lingkungan dan genetik. Lindsay Riggs, seorang pasien muda, mendorong untuk lebih waspada dan mendengarkan tubuh kita.
Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Usus Besar. Namun, menurut Kyruus Health, minat terhadap tindakan pencegahan terus meningkat sepanjang tahun, dengan pencarian istilah kolonoskopi naik 65% tahun lalu. Antara 2022 dan 2024, kenaikan pencarian hampir mencapai 300%. Hal ini menunjukkan kekhawatiran yang meningkat tentang kanker usus besar, terutama di kalangan pasien yang lebih muda.
Deepak Vadehra, direktur Program Kanker Kolorektal Onset di Roswell Park, bekerja untuk menjawab pertanyaan mengenai peningkatan kasus kanker kolorektal pada pasien muda. Ia menyebutkan bahwa banyak pasien yang mengalami kanker ini sebenarnya tidak memiliki predisposisi genetik, melainkan disebabkan faktor lingkungan. Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik bisa berhubungan dengan perkembangan kanker ini akibat pengaruh mikrobioma usus.
Vadehra menekankan pentingnya deteksi dini sebagai langkah pencegahan yang paling efektif. Kasus seperti yang dialami oleh pasiennya, Lindsay Riggs, mencontohkan betapa mengejutkannya diagnosis kanker tanpa riwayat keluarga. Riggs yang merupakan ibu tiga anak, merasakan nyeri perut parah yang berujung pada diagnosis kanker usus besar saat tidak ada gejala lain yang muncul.
Riggs berbagi pengalamannya melalui Instagram untuk meningkatkan kesadaran akan kanker usus besar. Ia mendorong orang untuk mencermati tubuh mereka dan mencari dukungan dari komunitas. Vadehra menambahkan bahwa tidak ada yang terlalu muda untuk terkena kanker usus besar, dengan gejala yang dapat termasuk perubahan kebiasaan buang air besar dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Vadehra juga menyoroti kenaikan prevalensi kanker GI lainnya dan menyarankan untuk tidak mengabaikan gejala yang tampak sepele. Selama ini, rekomendasi usia untuk kolonoskopi telah diturunkan dari 50 menjadi 45 tahun. Vadehra percaya kemungkinan usia tersebut akan semakin diturunkan jika tren saat ini berlanjut.
Peningkatan kasus kanker usus besar pada pasien muda menjadi perhatian utama. Penelitian menunjukkan bahwa deteksi dini adalah kunci pencegahan dan bahwa tidak ada yang kebal terhadap penyakit ini. Pasien seperti Lindsay Riggs mengingatkan kita bahwa pentingnya kesadaran dan dukungan sosial dalam menghadapi diagnosis yang mengejutkan. Gejala tidak boleh diabaikan, dan kolonoskopi mungkin perlu dilakukan lebih awal dari sebelumnya.
Sumber Asli: spectrumlocalnews.com
Post Comment