Loading Now

Beban Kanker Kolorektal Meningkat di Negara dengan Konsumsi Susu Rendah

Kanker kolorektal meningkat di negara dengan konsumsi susu rendah, berisiko lebih tinggi bagi populasi di negara berkembang. Diet rendah susu berkontribusi terhadap peningkatan angka kematian kanker. Penyesuaian asupan susu dapat mengurangi risiko ini, dengan perhatian lebih pada usia dan budaya tertentu.

Kanker kolorektal semakin meningkat di negara-negara dengan konsumsi susu rendah. Studi global menunjukkan bahwa individu di wilayah ini berisiko lebih tinggi mengalami kanker. Diet rendah susu, kaya kalsium dan vitamin D, berperan penting dalam kesehatan tulang dan pencegahan penyakit kronis. Namun, konsumsi susu berlebihan dapat menyebabkan masalah seperti peradangan.

Studi ini meneliti dampak diet rendah susu terhadap beban penyakit. Dengan data dari Global Burden of Diseases (GBD) 2021, para peneliti menemukan bahwa orang dewasa di negara-negara berkembang mengalami kenaikan 12% lebih cepat dalam beban kanker kolorektal dibanding rata-rata global. Definisi diet rendah susu mengacu pada konsumsi di bawah rata-rata optimal yang ditetapkan antara 280-340 g/hari untuk pria dan 500-610 g/hari untuk wanita.

Temuan menunjukkan bahwa penggantian susu dengan alternatif berbasis tanaman berkorelasi dengan peningkatan risiko kanker kolorektal 3-8% di wilayah tertentu. Dari 1990 hingga 2021, angka kematian dan tahun hidup yang hilang akibat diet rendah susu meningkat secara signifikan. Beban kanker kolorektal lebih tinggi di kalangan perempuan, meski tren kematian menurun lebih cepat pada mereka dibanding pria.

Secara regional, Amerika Latin bagian selatan mencatat angka kematian tertinggi akibat kanker kolorektal pada tahun 2021, sementara Asia Tengah memiliki angka terendah. Proyeksi menunjukkan tren penurunan beban kanker kolorektal yang berlanjut hingga 2050. Namun, pria diperkirakan akan tetap memiliki angka yang lebih tinggi dibandingkan wanita.

Konsumsi susu optimal dapat mencegah 18.000 kematian kanker kolorektal per tahun secara global. Tren beban kanker dipengaruhi oleh tingkat pembangunan. Negara-negara dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang lebih tinggi cenderung mengalami penurunan beban kanker lebih tajam. Pola makan budaya juga berperan dalam konsumsi susu, dengan rendahnya konsumsi di Asia Timur terkait intoleransi laktosa.

Secara keseluruhan, meski beban kanker kolorektal global menurun sedikit, konsultasi publik kesehatan perlu disesuaikan dengan kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah untuk meningkatkan asupan susu di kalangan orang tua dan populasi dengan konsumsi yang rendah.

Studi menunjukkan bahwa diet rendah susu berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal. Memperbaiki asupan susu di wilayah dengan konsumsi rendah bisa mengurangi kematian akibat kanker kolorektal. Penemuan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan publik kesehatan yang disesuaikan dengan konteks sosial, budaya, dan ekonomi untuk pengendalian kanker.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Ines Alvarez is a digital media strategist and journalist who has reshaped online news reporting through innovative storytelling techniques. With a degree from the University of California, Berkeley, Ines utilizes her technological expertise to engage readers through interactive content and immersive narratives. Over a span of ten years, she has covered major events across various platforms, developing a unique voice that resonates with diverse audiences. Ines is also an advocate for journalism education and is often invited to speak at media seminars.

Post Comment