Loading Now

Tes Darah Kanker Ovarium Kurang Efektif Pada Wanita Kulit Hitam dan Penduduk Asli Amerika

Menurut studi baru, tes darah CA-125 untuk kanker ovarium tidak selalu efektif pada wanita kulit hitam dan penduduk asli Amerika, berpotensi mengakibatkan keterlambatan diagnosis. Aktivis kesehatan mendorong pasien untuk mengadvokasi diri dan meminta skrining lebih lanjut berdasarkan riwayat keluarga.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa tes darah untuk kanker ovarium lebih mungkin gagal pada wanita kulit hitam dan wanita penduduk asli Amerika. Nefa-Tari Moore, seorang penyintas kanker, berbagi pengalamannya bahwa tingkat CA-125 pada tes darahnya tidak pernah meningkat meski dia didiagnosis kanker ovarium pada umur 38 tahun. “Selama tiga kali saya didiagnosis kanker, CA-125 bukanlah penanda bagi saya,” ucapnya.

Penanda CA-125 ditemukan pada tahun 1980 dan telah menjadi bagian penting dalam algoritma klinis untuk merujuk pasien ke onkologi ginekologis. Namun, banyak penelitian awal dilakukan pada populasi yang didominasi oleh orang kulit putih dan tidak memperhitungkan kelompok ras lainnya. Beberapa kondisi non-kanker dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat CA-125.

Hasil analisis data lebih dari 250,000 wanita menunjukkan bahwa wanita kulit hitam dan penduduk asli Amerika 23% lebih kecil kemungkinannya memiliki tingkat CA-125 yang tinggi, sehingga risiko kanker mereka lebih mungkin terlewat dan penanganan bisa tertunda. Penelitian juga menunjukkan bahwa hasil CA-125 yang rendah terkait dengan keterlambatan rata-rata sembilan hari dalam memulai kemoterapi yang dapat menyelamatkan jiwa.

Lebih dari 20,000 orang didiagnosis kanker ovarium pada 2021, namun tingkat kelangsungan hidup hanya 50%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan kanker payudara. Tantangan dalam mendiagnosis kanker ovarium adalah gejala yang tidak jelas, di mana banyak pasien tidak dirujuk ke dokter kanker. Moore mengalami pengalaman serupa di mana gejala awalnya diabaikan di rumah sakit.

Moore kini menjadi Direktur Outreach Wanita Kulit Hitam di SHARE Cancer Support dan mendorong wanita untuk mengadvokasi diri mereka dengan memahami diagnosis mereka dan bergabung dalam kelompok dukungan. Jika ada riwayat keluarga kanker ovarium, Smith menyarankan untuk berdiskusi dengan OB/GYN mengenai kemungkinan screening.

Studi menunjukkan bahwa tes CA-125 tidak selalu dapat diandalkan untuk wanita kulit hitam dan penduduk asli Amerika dalam mendeteksi kanker ovarium. Ini berpotensi menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan yang dapat mengancam jiwa. Penting bagi pasien untuk mendidik diri mereka sendiri, berbagi pengalaman, serta meminta skrining lebih lanjut jika diperlukan. Penelitian lebih lanjut pada populasi yang beragam juga dibutuhkan untuk meningkatkan hasil.

Sumber Asli: www.goodmorningamerica.com

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment