Pencegahan Kanker
BANERJI, CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, DEVELOPMENT UNIT, DRUG DEVELOPMENT UNIT, HEALTHCARE, ICR, INSTITUTE OF CANCER RESEARCH, MEDICINE, MOLECULAR CANCER PHARMACOLOGY, ONCOLOGY, ROYAL MARSDEN NHS FOUNDATION TRUST, THE INSTITUTE OF CANCER RESEARCH, UD, UDAI BANERJI, UK, VENTURE CAPITAL
Sofia Peterson
0 Comments
Masa Depan Kanker Ovarium: Inovasi, Pengobatan, dan Harapan
Kanker ovarium adalah masalah kesehatan serius, dengan kebanyakan kasus ditemukan pada stadium lanjut. Penelitian oleh ICR berfokus pada pengembangan terapi yang lebih efektif dan efisien, seperti idetrexed dan NXP800. Pendanaan yang lebih baik diperlukan untuk mendukung penelitian dan inovasi ini, memberikan harapan baru bagi pasien.
Kanker ovarium adalah kanker keenam yang paling umum di Inggris dengan sekitar 7.500 kasus baru setiap tahunnya. Secara global, lebih dari 300.000 wanita didiagnosis setiap tahun. Diagnosis dini sulit dilakukan karena gejalanya sering disalahartikan sebagai kondisi lebih ringan. Kebanyakan kasus ditemukan pada stadium lanjut di mana pilihan pengobatan terbatas dan hasilnya kurang menentu.
Institut Penelitian Kanker (ICR) berkomitmen untuk mengatasi tantangan penyakit ini. Profesor Udai Banerji, Co-Director dari Unit Pengembangan Obat di ICR, berupaya menemukan cara baru untuk mengobati kanker ovarium. Ia percaya bahwa banyak potensi penelitian ada di bidang kanker yang sangat kompleks ini.
Jenis kanker ovarium yang umum adalah kanker ovarium serosa agresif, yang mengkomposisi 60-70% dari kanker ovarium epitel. Ada juga kanker ovarium sel jernih yang jarang, dan kanker ovarium low-grade yang tumbuh lebih lambat. Berbagai subtipe juga ada, termasuk kanker ovarium mukinos dan endometrioid.
Profesor Banerji mengembangkan obat-obatan yang ditargetkan untuk jenis kanker ovarium. Idetrexed berfungsi sebagai ‘kuda Trojan’, yang mengincar kanker yang mengekspresikan reseptor folat dengan lebih sedikit efek samping dibandingkan kemoterapi. NXP800, obat inovatif lainnya, dirancang untuk kanker ovarium sel jernih yang sering resisten terhadap pengobatan.
Dalam percobaan kombinasi, obat avutometinib dan defactinib menunjukkan hasil positif dengan mengurangi ukuran tumor dan menghentikan kemajuan kanker sel low-grade. Dosis yang dipilih secara inovatif membantu meminimalkan efek samping, memberikan harapan baru bagi pasien dengan tipe kanker ini.
Pendekatan inovatif seperti pengendalian evolusi dapat membantu memahami perilaku adaptasi sel kanker. Dengan menggunakan model matematis, peneliti dapat memprediksi langkah yang bisa diambil kanker, sehingga lebih mudah untuk diobati.
Pendanaan untuk penelitian kanker ovarium masih rendah, membuat pencarian terapi baru menjadi lebih menantang. Profesor Banerji menyerukan dukungan lebih untuk penelitian ini, mengingat dampaknya yang besar terhadap kehidupan wanita di seluruh dunia.
Keterlibatan dan dukungan terhadap penelitian ini diharapkan dapat mengubah narasi tentang kanker ovarium dan menstabilkan kehidupan banyak pasien di masa depan.
Kanker ovarium merupakan salah satu tantangan terbesar dalam onkologi, sering kali terdiagnosis pada stadium lanjut akibat gejala yang tidak spesifik. Penelitian yang dilakukan oleh ICR, dibawah bimbingan profesor terkemuka, bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan pengobatan yang lebih selektif dan efektif. Dengan memahami berbagai jenis kanker ovarium dan pendekatan inovatif dalam pengobatannya, harapan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien semakin cerah.
Penelitian dan pengembangan terapi kanker ovarium oleh ICR, terutama yang dipimpin oleh Profesor Banerji, menunjukkan kemajuan signifikan. Dengan fokus pada obat yang ditargetkan dan pendekatan inovatif, ada harapan bagi masa depan pengobatan kanker ovarium. Namun, dukungan finansial yang lebih besar diperlukan agar penelitian ini dapat terus berkembang dan membawa perubahan positif bagi pasien di seluruh dunia.
Sumber Asli: www.icr.ac.uk
Post Comment