Pasien Kanker Paru Mempertahankan Kontrol Jangka Panjang Setelah Hentikan Imunoterapi
Penelitian menunjukkan bahwa pasien NSCLC yang berhenti dari terapi ICI akibat irAE masih bisa mengalami kontrol penyakit jangka panjang. Sekitar 10% dari 2.794 pasien mengalami penghentian terapinya. Durasi pengobatan serta respons terhadap terapi berhubungan erat dengan PFS dan OS.
Sebuah studi terbaru melaporkan bahwa sekelompok pasien dengan kanker paru non-small cell (NSCLC) yang dihentikan pengobatan immune checkpoint inhibitor (ICI) akibat efek samping terkait imun (irAE), masih dapat mempertahankan kontrol penyakit dalam jangka panjang. Penelitian ini ditulis di “Clinical Cancer Research” oleh Mark Awad, MD, PhD, dan Federica Pecci, MD.
Immune checkpoint inhibitors telah mengubah pengobatan untuk NSCLC dan dapat meningkatkan harapan hidup. Namun, ICI dapat menyebabkan irAE seperti pneumonitis dan kolitis, yang terkadang memaksa penghentian pengobatan. Awad mencatat, “Ketika imunoterapi aktif, tujuannya adalah menargetkan sel kanker, tapi bisa juga menyebabkan peradangan di organ lain.”
Studi ini melibatkan 2.794 pasien; sekitar 10% menghentikan terapi karena irAE. Setelah penghentian, rata-rata progression-free survival (PFS) adalah 12,7 bulan, sementara overall survival (OS) mencapai 43,7 bulan. Pecci berpendapat, “Hasil ini menunjukkan bahwa pasien bisa mendapatkan kontrol penyakit yang berkepanjangan setelah berhenti dari pengobatan karena toksisitas.”
Hasil menunjukkan bahwa PFS rata-rata meningkat seiring dengan durasi pengobatan sebelum penghentian. Analisis menemukan faktor-faktor yang dikaitkan dengan PFS yang lebih panjang termasuk ekspresi PD-L1 tinggi dan respons lengkap atau sebagian terhadap pengobatan.
Pecci menambahkan, “Kami mengidentifikasi fitur klinis dan patologis yang membantu dokter dalam memahami pasien yang dapat diuntungkan setelah penghentian pengobatan.” Studi ini bertujuan mendukung keputusan klinis terkait penghentian pengobatan akibat irAE.
Keterbatasan studi mencakup desain retrospektif dan potensi data yang hilang atau tidak akurat. Namun, analisis multivariable digunakan untuk meningkatkan keandalan temuan.
Studi ini menunjukkan bahwa beberapa pasien NSCLC dapat mengendalikan penyakit lebih lama bahkan setelah pengobatan imunoterapi dihentikan akibat irAE. Faktor seperti durasi pengobatan dan respons terhadap terapi memiliki pengaruh signifikan terhadap PFS dan OS. Penemuan ini bisa membantu dokter dalam membuat keputusan penghentian yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Sumber Asli: www.news-medical.net
Post Comment