Loading Now

Tren Kanker di Kalangan Orang di Bawah 50 Tahun: Peningkatan yang Mengkhawatirkan

Tren kanker meningkat pada kelompok usia muda dengan grafik dan simbol medis.

Penelitian menunjukkan peningkatan insidensi 14 jenis kanker di bawah 50 tahun di AS, mengkhawatirkan namun angka kematian tidak meningkat. Peneliti analisis data dari kematian dan registrasi kanker untuk menggali faktor-faktor penyebabnya.

Sebuah analisis yang dilakukan secara nasional mengungkapkan bahwa ada peningkatan insidensi dari 14 jenis kanker di kalangan orang dewasa di bawah 50 tahun dibandingkan dengan data tahun 2010. Hal ini memberikan wawasan baru mengenai pola kanker yang muncul lebih awal, yang diharapkan dapat berdampak pada diagnosis dan pengobatan yang lebih baik untuk mereka yang berisiko.

Meskipun tingkat kanker baru secara keseluruhan di AS tampak stabil akhir-akhir ini dan angka kematian yang disesuaikan dengan usia umumnya menurun, sebuah tren yang mengkhawatirkan terungkap: yaitu meningkatnya diagnosis kanker di kalangan yang lebih muda. Penelitian menunjukkan adanya lonjakan kanker yang muncul sebelum usia 50 tahun, tidak hanya di AS tetapi juga di negara lain. Penyebab pasti dari kenaikan ini masih belum jelas. Muncul spekulasi bahwa tingkat obesitas yang lebih tinggi serta peningkatan deteksi melalui program skrining mungkin berperan.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Meredith Shiels dari National Cancer Institute NIH menyelidiki dua dataset besar yang mencakup data kematian dari sertifikat kematian nasional dan data registrasi kanker untuk seluruh populasi AS. Berbeda dengan studi-studi sebelumnya yang hanya melihat subset data dari negara bagian tertentu, penelitian ini mencakup berbagai kelompok usia.

Shiels dan rekannya menganalisis tren insidensi dan kematian untuk 33 jenis kanker selama sekitar sepuluh tahun terakhir. Data dibagi menjadi enam kelompok usia: tiga kelompok dianggap sebagai awal-onset (15-29, 20-39, dan 40-49 tahun) dan tiga lainnya kelompok usia lebih tua (50-59, 60-69, dan 70-79 tahun). Hasil penelitian diterbitkan pada 8 Mei 2025 di jurnal Cancer Discovery.

Dari hasil analisis, ditemukan bahwa insidensi 14 dari 33 jenis kanker meningkat pada setidaknya satu kelompok usia yang lebih muda. Sebagian dari kanker ini juga meningkat di kelompok usia yang lebih tua, termasuk kanker payudara, kolorektal, ginjal, testis, rahim, serta beberapa jenis kanker darah seperti limfoma. Kanker yang hanya meningkat pada kelompok usia yang lebih muda meliputi melanoma, kanker serviks, kanker lambung, kanker tulang dan sendi, serta neoplasma sel plasma.

Selain itu, ada peningkatan kematian yang mengkhawatirkan karena kanker kolorektal, rahim, dan testis di kalangan kelompok usia yang lebih muda. Meskipun begitu, angka kematian untuk jenis kanker lainnya tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Menariknya, insidensi 19 jenis kanker lainnya, termasuk kanker paru-paru dan prostat, justru menurun di kelompok usia awal. Sehingga, total insidensi kanker di antara kedua kelompok usia, baik yang lebih muda maupun yang lebih tua, tidak meningkat secara keseluruhan.

Harapan para peneliti adalah data ini dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor penyebab tingginya angka kanker yang muncul lebih awal. “Studi ini merupakan titik awal untuk memahami jenis-jenis kanker yang meningkat di kalangan individu di bawah 50 tahun,” ungkap Shiels. Dia menambahkan bahwa penyebab kenaikan ini kemungkinan spesifik terhadap jenis kanker tertentu.

Analisis terbaru menunjukkan adanya peningkatan insidensi beberapa jenis kanker di kalangan orang di bawah 50 tahun, walau angka kematian secara umum tidak meningkat. Perubahan pola kanker mungkin terkait dengan faktor kesehatan lainnya, seperti obesitas dan peningkatan deteksi melalui skrining. Temuan ini diharapkan bisa memberikan wawasan yang lebih baik dalam hal pencegahan dan pengobatan kanker di usia lebih muda.

Sumber Asli: www.nih.gov

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment