Beban Kanker Kulit Global Pada Lansia Meningkat Sejak 1990
Studi global menunjukkan lonjakan kasus kanker kulit pada orang dewasa lansia sejak 1990, didorong oleh populasi yang tumbuh dan meningkatnya angka kanker keratinosit. Penelitian mencatat tren disparitas berdasarkan jenis kelamin dan status sosial-ekonomi. Perlu intervensi darurat dan strategi pencegahan yang lebih baik, khususnya untuk populasi berisiko tinggi.
Analisis global terbaru menyatakan bahwa beban kanker kulit di kalangan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas telah meningkat signifikan sejak tahun 1990. Ini terdorong oleh pertumbuhan populasi dan angka kanker keratinosit yang semakin tinggi, seperti tercantum dalam studi yang diterbitkan di JAMA Dermatology. Studi ini meliputi data dari 204 negara dan teritori selama periode 1990 hingga 2021.
Di AS, kanker kulit merupakan salah satu kanker paling mahal untuk diobati. Pada tahun 2021, tercatat sekitar 2,8 juta kasus karsinoma sel basal dan 1,5 juta kasus karsinoma sel skuamosa, serta hampir 154.000 kasus melanoma kutan di seluruh dunia di kalangan lansia. Karsinoma sel basal memiliki insiden tertinggi sementara karsinoma sel skuamosa membawa beban kematian dan DALYs tertinggi, menunjukkan dampak kesehatan yang besar.
Rasio prevalensi karsinoma sel skuamosa pada populasi yang disesuaikan dengan umur adalah 236.91 per 100.000 penduduk, dengan angka kematian mencapai 6.16 dan DALYs 95.50. Beban semua jenis kanker kulit ini jauh lebih besar pada pria dibandingkan wanita. Secara umum, beban global kanker kulit pada populasi lansia terus meningkat sejak 1990, namun analisis menyatakan pertumbuhan populasi menjadi penyebab utama.
Negara dengan indeks sosiodemografis (SDI) tinggi menunjukkan beban kanker yang lebih besar. Hal ini mungkin mencerminkan umur yang lebih panjang, paparan UV lebih banyak, dan deteksi yang lebih baik, meskipun kemungkinan ini juga menutupi kekurangan dalam sistem kesehatan di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Analisis frontier mengidentifikasi negara-negara dengan potensi signifikan untuk mengurangi beban kanker kulit, menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan.
Melihat ke depan hingga 2050, ahli memperkirakan insiden dan prevalensi kanker keratinosit, terutama karsinoma sel basal dan skuamosa, akan terus meningkat. Sebaliknya, beban melanoma kutan mungkin mengalami penurunan, meski DALYs pada karsinoma sel basal diperkirakan akan meningkat. Tren ini menunjukkan tantangan yang semakin besar bagi sistem kesehatan, terutama karena kanker keratinosit jauh lebih umum dibandingkan melanoma.
Dalam laporan tersebut, meski terdapat batasan data seperti kekurangan informasi tentang ras dan etnis, serta pelaporan kanker keratinosit yang tidak lengkap, peneliti menekankan perlunya strategi pencegahan kanker kulit dan alokasi sumber daya yang ditargetkan, khususnya bagi pria lansia dan penduduk di negara-negara ber-SDI tinggi.
Akhirnya para peneliti menyimpulkan bahwa “beban penyakit global kanker kulit pada individu berusia 65 tahun ke atas sedang meningkat, khususnya di antara laki-laki dan di negara-negara dengan tingkat SDI tinggi. Temuan kami menekankan urgensi untuk melaksanakan strategi pencegahan dan pengobatan yang disesuaikan bagi populasi lansia berisiko tinggi.”
Dengan meningkatnya beban kanker kulit di kalangan lansia, studi ini menyoroti perlunya intervensi segera dan strategis, terutama bagi pria dan negara dengan SDI tinggi. Keterwakilan data yang lebih baik dan pemahaman yang lebih dalam tentang kelompok yang berisiko juga sangat diperlukan untuk merencanakan pencegahan yang lebih efektif.
Sumber Asli: www.ajmc.com
Post Comment