Keuntungan Skrining Kanker Serviks dengan Pengambilan Sendiri
Studi terbaru menunjukkan perangkat skrining kanker serviks yang bisa diambil sendiri oleh pasien memiliki akurasi tinggi, mudah digunakan, dan lebih disukai oleh pasien dibandingkan pengambilan oleh klinisi. Ini menawarkan alternatif yang dapat meningkatkan akses skrining bagi wanita.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa perangkat skrining kanker serviks yang dapat diambil sendiri oleh pasien (SC) memiliki akurasi tinggi dan lebih disukai dibandingkan dengan pengambilan sampel oleh klinisi. Penelitian ini diterbitkan dalam JAMA Network Open dan menunjukkan bahwa metode ini mudah digunakan, memberikan alternatif lebih baik bagi wanita yang kesulitan untuk datang ke klinik.
Sejak FDA menyetujui tes human papillomavirus (hrHPV) tingkat tinggi pada tahun 2014, metode tersebut berubah menjadi mitigasi yang direkomendasikan oleh US Preventive Services Task Force (USPSTF). Namun, prosedur ini memerlukan pemeriksaan spekulum di klinik, menciptakan kendala, terutama untuk akses ke fasilitas medis. Mempertimbangkan hal ini, panduan terbaru USPSTF kini menyertakan opsi skrining SC di antara pilihan yang ada.
Investigasi sebelumnya mencatat bahwa meskipun pengambilan sampel di rumah diterima dengan baik, sensitivitas sampel yang disimpan tanpa media atau pengawet cenderung lebih rendah dibandingkan dengan sampel yang diambil oleh profesional. Penelitian ini, Self-Collection for Cervical Cancer Screening, bertujuan untuk mengevaluasi kesepakatan mengenai sampel swab kering yang diperoleh menggunakan perangkat Teal Wand SC. Peserta penelitian di rentang usia 25 hingga 65 tahun dengan serviks utuh dianalisis dalam kelompok ini.
Peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu populasi skrining umum dan kelompok yang sudah terdiagnosis positif hrHPV atau hasil Pap smear yang abnormal dalam enam bulan terakhir. Peserta yang hamil atau mengalami pendarahan vagina di bulan terakhir dikeluarkan dari analisis. Setelah diajari cara penggunaan perangkat SC, para pasien melakukan pengambilan sampel di area pribadi.
Sampel dikumpulkan dan diperbandingkan dengan sampel yang di ambil oleh dokter menggunakan Rovers Cervex-Brush. Kemudian, hasilnya diuji menggunakan Roche cobas hrHPV untuk mengidentifikasi 14 jenis hrHPV yang umum, termasuk HPV-16 dan HPV-18. Para peneliti juga menilai variabel pasien seperti pendapatan, ras, etnis, pendidikan, dan riwayat skrining sebelumnya.
Dalam analisis, terdapat 599 sampel SC-CC yang dipasangkan, dengan tingkat kepatuhan follow-up mencapai 98.2%. Sekitar 2.3% hasil SC dinyatakan tidak valid, sementara 0.5% untuk CC, tanpa laporan penyebab prevalen. Persentase kesepakatan positif (PPA) tercatat 95.2% untuk semua jenis hrHPV yang diuji.
Setelah mengikuti prosedur kolposkopi dan biopsi, 48 peserta menunjukkan hasil lesi intraepitel serviks (CIN2+). Sensitivitas klinis absolut perangkat SC untuk CIN2+ tercatat 95.8%, menunjukkan bahwa alat ini setara efektif dengan koleksi oleh klinisi,
Pada evaluasi pasca penggunaan alat SC, hanya ada dua kejadian buruk yang teridentifikasi: satu abrasi serviks minor dan satu insiden bercak setelah pengambilan. Selain itu, 92.3% pasien merasa alat ini mudah dipahami. Namun, 31.9% mengaku menunda skrining karena merasa tidak nyaman, keterbatasan waktu atau masalah finansial.
Hasil bermanfaat dari studi ini menunjukkan bahwa 45.8% lebih suka pengambilan sampel di rumah, dibanding 34.2% yang memilih pengambilan spesimen di klinik. Menariknya, 86% peserta bersedia menjaga agar skrining mereka tetap teratur jika ada opsi di rumah. Dengan keseluruhan penelitian menunjukkan bahwa perangkat SC ini aman, akurat, dan lebih disukai di antara populasi studi.
Para peneliti menyimpulkan, “Perpotongan antara peningkatan otonomi kesehatan dan alat diagnostik yang sangat sensitif menjadikan ini waktu yang optimal untuk menerapkan skrining kanker serviks SC di rumah di AS, meningkatkan akses dan mempercepat kemajuan dalam penghapusan kanker serviks.”
Studi ini menunjukkan bahwa perangkat skrining kanker serviks yang dapat diambil sendiri adalah pilihan yang aman dan akurat. Akurasi tinggi dan preferensi peserta untuk metode ini menunjukkan potensi untuk meningkatkan akses skrining. Selain itu, ada kebutuhan untuk mendukung wanita yang menghadapi hambatan dalam mendapatkan perawatan klinis. Inisiatif seperti ini dapat mempercepat progres untuk mengurangi angka kanker serviks.
Sumber Asli: www.contemporaryobgyn.net
Post Comment