Loading Now

Roti Putih Kemasan Dapat Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar

Piles of colorful vegetables with a backdrop of grains, promoting anti-inflammatory diet.

Sebuah studi baru menunjukkan konsumsi roti putih kemasan dapat meningkatkan risiko kematian akibat kanker usus besar hingga 36%. Diet tinggi inflamasi dan makanan olahan terbukti berisiko tinggi, sementara sayuran kuning gelap serta kopi memberikan manfaat perlindungan. Penelitian ini menyoroti peran penting pola makan dan aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan.

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi roti putih kemasan secara teratur dapat meningkatkan risiko kematian akibat kanker usus besar lebih dari sepertiga. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika mengungkapkan bahwa pola makan yang mengandung daging olahan dan minuman manis juga berhubungan dengan peningkatan risiko kematian karena kanker. Di sisi lain, sayuran berwarna kuning gelap seperti ubi manis dan wortel, serta kopi, dapat memberikan perlindungan tertentu.

Selama tiga dekade terakhir, diagnosa dini untuk kanker usus besar melonjak 80 persen di seluruh dunia. Para ilmuwan mencatat ada berbagai faktor yang mungkin berkontribusi pada fenomena ini, seperti polusi yang meningkat, obesitas yang kian meluas, serta partikel plastik tak terlihat dalam air minum. Kini, para peneliti menemukan bukti bahwa diet tinggi inflamasi bisa menjadi pemicu yang terabaikan.

Makanan yang termasuk dalam kategori ini meliputi daging olahan seperti ham dan sosis, serta karbohidrat yang sudah diproses seperti pasta dan roti putih. Namun, sayuran kuning gelap dan juga pasta, bahkan pizza, dinyatakan sebagai makanan anti-inflamasi menurut model Empirical Dietary Inflammatory Profile (EDIP). Menariknya, pizza disinyalir bersifat anti-inflamasi karena mengandung tomat matang yang kaya akan antioksidan, likopen.

Dalam studi tersebut, pasien kanker usus besar yang mengonsumsi lebih banyak makanan inflamasi menunjukkan risiko kematian 36 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengonsumsi sangat sedikit makanan tersebut. Selain itu, mereka yang memiliki pola makan paling inflamasi memiliki risiko kematian 87 persen lebih tinggi dari penyebab lain dibandingkan dengan kelompok yang menerapkan diet paling sehat. Aktivitas fisik memberi dampak besar juga, di mana mereka dengan pola makan kurang inflamasi dan aktif secara fisik menunjukkan risiko kematian 63 persen lebih rendah.

Julie Gralow, presiden ASCO dan ahli onkologi ternama, menyebutkan bahwa hasil temuan ini menunjukkan pentingnya mempromosikan pola makan sehat dan aktivitas fisik. “Kombinasi keduanya memiliki efek sinergis,” kata Gralow.

Dr. Catherine Elliott, dari Cancer Research UK, menambahkan bahwa bukti mengenai peran peradangan dalam perkembangan kanker usus besar semakin kuat. Ia menyatakan, “Diet keseluruhan jauh lebih penting dibandingkan dengan satu makanan atau bahan tertentu. Diet sehat mengandung banyak buah, sayuran, biji-bijian, dan sumber protein yang sehat. Mengurangi konsumsi daging olahan dan merah juga sangat membantu.”

Di sisi lain, sebuah studi lain di ASCO menemukan bahwa pasien kanker usus besar yang mengikuti pola makan anti-inflamasi mampu mengurangi risiko penyebaran atau kambuhnya penyakit hingga 38 persen. Penelitian ini juga mengamati kebiasaan makan 796 pasien yang terdiagnosis antara 2015 dan 2023, serta menemukan bahwa makanan ultra-olahan hampir meningkatkan risiko kanker dua setengah kali lipat.

“Makanan ultra-olahan meningkatkan peradangan dan risiko kanker usus besar, sedangkan pola makan anti-inflamasi memberikan manfaat perlindungan,” tulis mereka. Dengan demikian, intervensi diet dinilai penting dalam pencegahan kanker.

Kanker usus besar yang dulunya lebih umum di kalangan orang tua kini semakin banyak dijumpai pada orang berusia 20-an hingga 40-an, sebuah fenomena yang cukup membingungkan dokter di seluruh dunia. Setiap tahunnya, di UK saja, sekitar 32.000 kasus kanker usus besar didiagnosis, sementara di AS, angkanya mencapai 142.000.

Penelitian ini menyoroti pentingnya pola makan sehat dalam mencegah kanker usus besar. Pola makan tinggi inflamasi, yang mengandung banyak makanan olahan, terbukti meningkatkan risiko kematian akibat penyakit ini. Di sisi lain, makanan anti-inflamasi menunjukkan potensi perlindungan. Upaya untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya diet yang seimbang serta aktivitas fisik adalah langkah yang perlu dipertimbangkan untuk kesehatan jangka panjang.

Sumber Asli: www.gazetaexpress.com

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment