Olahraga Terbukti Efektif Dalam Mencegah Kekambuhan Kanker Usus Besar
Sebuah studi internasional menyatakan bahwa aktivitas fisik, khususnya olahraga terstruktur, dapat menurunkan kekambuhan kanker usus besar dan meningkatkan angka kel存asan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% penyintas kanker yang berolahraga tetap bebas kanker selama lima tahun. Namun, ada temuan lain dari pelari maraton yang menunjukkan angka polip lebih tinggi, memicu diskusi tentang olahraga intens.
Terbaru dari dunia kesehatan menunjukkan hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan pencegahan kekambuhan kanker usus besar. Sebuah penelitian internasional yang disebut studi Challenge menunjukkan bahwa program olahraga terstruktur dapat meningkatkan angka kel存asan bagi para penyintas kanker usus besar. Hasil dari studi ini dibahas dalam sebuah pertemuan yang berlangsung baru-baru ini, yang menarik perhatian banyak kalangan.
Yang jelas, hasil penelitian ini mencengangkan. Angka mengungkapkan bahwa kelompok yang melakukan olahraga mengalami 28% kurang kekambuhan kanker dan 37% lebih sedikit kematian. Para peserta dalam program ini perlahan-lahan meningkatkan frekuensi olahraga mereka, kebanyakan memilih berjalan cepat selama 45 menit, empat kali seminggu. Dan menariknya, 90% peserta yang rutin berolahraga tidak mengalami kekambuhan kanker dalam lima tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya 74% di kelompok non-olahraga.
Studi ini memberikan bukti yang kuat bahwa olahraga tidak hanya berkorelasi dengan hasil yang lebih baik tetapi juga ternyata bisa secara langsung meningkatkan angka kel存asan pada pasien kanker. Adapun dampak bagi jenis kanker lain seperti kanker payudara, prostat, atau paru-paru masih menjadi tanda tanya, namun ini adalah kemajuan besar.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan yang konsisten. Para peserta awalnya bertemu dengan pelatih kebugaran setiap dua minggu, lalu berlanjut setiap bulan. Pertemuan ini sangat membantu mereka agar tetap berkomitmen pada rutinitas bahkan setelah perawatan berakhir.
Meski terdapat beberapa cedera minor seperti terkilir yang sedikit lebih umum di antara peserta yang berolahraga (19% dibandingkan 12% di kelompok kontrol), peneliti menekankan bahwa masalah ini masih bisa ditangani dan manfaat kel存asan yang didapat jauh lebih besar dibandingkan risiko cedera tersebut.
Namun, dianalogikan dengan temuan positif dari studi olahraga tersebut, ada hasil mengejutkan dari studi lain yang dilakukan di Chicago. Penelitian ini menemukan bahwa pelari maraton memiliki angka polip usus besar yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum. Temuan ini memicu perdebatan tentang efek olahraga intens pada kesehatan usus jangka panjang.
Namun, perlu ditekankan bahwa penelitian itu tidak menemukan tingkat kanker yang lebih tinggi di antara pelari. Sebagian besar polip yang terdeteksi juga tergolong berisiko rendah. Ada beberapa teori yang diusulkan: atlet ketahanan mungkin menjalani lebih banyak skrining, sehingga mendeteksi lebih banyak kasus, atau olahraga intens dapat meningkatkan marker peradangan sementara.
Kendati terdengar kontradiktif, ini malah menunjukkan bagaimana pemahaman medis mengenai “dosis” aktivitas fisik terus berkembang. Sambung peneliti bahwa olahraga moderat biasanya berkaitan dengan kesehatan yang lebih baik, sementara athlete harus lebih memperhatikan pola kesehatan pribadi mereka.
Bagi penyintas kanker, studi tentang olahraga memberikan harapan yang praktis. Peserta ditargetkan untuk mencapai setara dengan tiga jam berjalan cepat setiap minggu, sambil secara bertahap meningkatkan tingkat aktivitas mereka seiring waktu. Dukungan sosial sangat penting, dengan pelatih kebugaran membantu mereka menyesuaikan rutinitas agar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pemulihan mereka.
Sementara itu, temuan dari pelari maraton memang tak sepenuhnya jelas, namun memberikan panduan praktis bahwa meski olahraga berat umumnya bermanfaat, atlet dengan intensitas tinggi harus mempertimbangkan reguler melakukan kolonoskopi sebagai langkah pencegahan. Bagi masyarakat umum, hasil temuan ini memperkuat bahwa kombinasi olahraga moderat dengan skrining yang tepat menawarkan perlindungan terbaik terhadap kanker usus, yang tetap menjadi penyakit kanker yang paling umum keempat di dunia.
Pesan yang didapat bagi pasien kanker dan atlet adalah: gerakan itu penting, tetapi pendekatan yang tepat juga krusial. Penyintas kanker usus besar kini memiliki alat yang terbukti untuk mengurangi kekambuhan melalui olahraga terstruktur, sementara penggiat olahraga ketahanan mendapatkan motivasi untuk menggabungkan latihan mereka dengan perawatan pencegahan. Seiring sains terus mengungkap hubungan antara aktivitas dan biologi, satu pesan tetap jelas: baik untuk pemulihan dari penyakit atau mengejar prestasi pribadi, olahraga yang terinformasi bersamaan dengan panduan medis adalah jalan paling andal untuk kesehatan jangka panjang.
Aktivitas fisik terbukti efektif dalam pencegahan kekambuhan kanker usus besar, dengan studi Challenge menunjukkan angka kel存asan yang lebih tinggi pada mereka yang rutin berolahraga. Dukungan sosial dan program terstruktur menjadi kunci keberhasilan, memberikan harapan bagi penyintas penyakit. Dalam konteks olahraga ketahanan, meski ada risiko polip lebih tinggi, manfaat olahraga tetap dominan. Semua ini menekankan pentingnya pendekatan yang tepat untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Sumber Asli: www.downtoearth.org.in
Post Comment