Mengapa Skrining Kanker Ginjal Secara Berkala Setelah Usia 40 Itu Penting
Skrining kanker ginjal setelah usia 40 sangat penting, terutama bagi pria dan individu berisiko tinggi. Kanker ginjal sering tidak menunjukkan gejala awal. Skrining seperti ultrasonografi dapat mendeteksi tahap awal dan mencegah perkembangan penyakit serius. Dokter mendorong agar masyarakat memahami pentingnya pemeriksaan rutin untuk deteksi dini.
Pentingnya Skrining Kanker Ginjal Secara Berkala Setelah Usia 40
Di tengah meningkatnya kesadaran akan kesehatan preventif, skrining kanker ginjal tidak boleh diabaikan, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun. Kanker ginjal, yang sering disebut “pembunuh diam-diam” dalam saluran urogenital, kini menjadi perhatian serius, terutama pria. Risiko tinggi dan gejala awal yang samar-samar membuat penyakit ini sering kali terdeteksi pada tahap lanjut. Para ahli mendorong perlunya skrining rutin, terutama untuk kelompok berisiko tinggi.
Kekhawatiran Meningkat Setelah Usia 40
Dr. Kavitha Vijayakumar dari Metropolis Healthcare, merinci bahwa kanker ginjal paling umum terjadi setelah usia 40 tahun, dengan prevalensi lebih tinggi pada pria. Gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan hipertensi memperburuk risiko. Menurutnya, “Enam puluh persen pasien kanker ginjal tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga diagnosis awal sangat jarang.” Gejala yang dapat muncul, seperti kelelahan dan nyeri punggung bawah, sering salah diartikan sebagai masalah kesehatan lainnya.
Mengapa Skrining Sangat Penting
Meskipun skrining jantung dan pemeriksaan kolesterol rutin dilakukan setelah usia 40, kanker ginjal sering terabaikan. Dr. Kavitha menekankan kepada kita untuk melakukan ultrasonografi sederhana yang bisa sangat sensitif dalam mendeteksi tumor ginjal. Skrining non-invasif seperti ini dapat mengidentifikasi kelainan sebelum gejala muncul, memberikan kesempatan untuk intervensi dini.
Data dan Pandangan Dokter
Dr. Samir Khanna dari CK Birla Hospital di Delhi menambahkan, kanker ginjal paling sering terdiagnosis pada usia 50 hingga 70 tahun, tetapi ada peningkatan signifikan mulai dari usia 40. Selain faktor usia, merokok, hipertensi, obesitas, dan paparan racun juga menjadi faktor risiko. Populasi tertentu, seperti pasien dialisis jangka panjang dan mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker ginjal, sangat rentan.
“Untungnya,” kata Dr. Khanna, “skrining tidak perlu rumit. Tes urin dan ultrasonografi rutin dapat membantu mendeteksi tumor pada tahap awal, sebelum kanker menjadi lebih sulit untuk ditangani.”
Alat dan Teknologi Terbaru
Belakangan ini, banyak perkembangan dalam metode skrining. Dr. Khanna menyebutkan, “Teknologi baru seperti biopsi cair dan tes DNA tumor yang beredar menunjukkan potensi besar dalam mendeteksi tumor di tingkat molekuler.” Adopsi kecerdasan buatan dalam pencitraan juga membantu membedakan antara massa ginjal jinak dan ganas.
Kesimpulan: Pencegahan Dimulai dengan Kesadaran
Baik Dr. Kavitha maupun Dr. Khanna sepakat, skrining kanker ginjal setelah usia 40 tidak boleh dianggap enteng. Seperti yang diungkapkan Dr. Kavitha, “Deteksi dini kanker ginjal bisa berarti perbedaan antara perawatan rawat jalan yang sederhana dan operasi besar yang mengubah hidup.” Bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, lebih-lebih lagi yang memiliki riwayat pribadi atau keluarga, sebaiknya melakukan konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Skrining kanker ginjal setelah usia 40 sangat penting untuk dilakukan, terutama bagi individu berisiko tinggi. Dengan banyaknya faktor risiko dan gejala yang sering kali tidak terlihat, upaya deteksi dini menjadi kunci untuk menghindari komplikasi serius. Pemeriksaan rutin, meski sederhana, dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah tahap lanjut yang memerlukan prosedur rumit. Edukasi dan kesadaran menjadi faktor utama agar lebih banyak orang sadar akan pentingnya skrining ini.
Sumber Asli: www.news18.com
Post Comment