Kebiasaan Buruk Meningkatkan Risiko Kanker Kolorektal di Australia
Kebiasaan minum alkohol dan merokok di Australia berkontribusi besar pada peningkatan risiko kanker kolorektal, khususnya pada usia di bawah 50 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa merokok minimal 100 batang dapat meningkatkan risiko hingga 59%. Ahli mendesak adanya kesadaran dan perhatian lebih terhadap gejala serta dukungan dari orang-orang terdekat.
Peningkatan kasus kanker di kalangan orang muda di Australia menjadi perhatian serius. Dalam sebuah penelitian terbaru, ditemukan bahwa kebiasaan sehari-hari seperti minum alkohol dan merokok memiliki risiko tinggi terhadap kanker kolorektal, terutama pada mereka yang berusia di bawah 50 tahun. Penelitian skala global ini mengungkapkan betapa kombinasi minum dan merokok mengarah pada risiko penyakit ini yang lebih tinggi.
Peneliti dari Jerman menganalisis lebih dari dua puluh studi yang membandingkan mereka yang rutin mengkonsumsi alkohol dan merokok dengan mereka yang tidak. Menariknya, hanya dengan merokok 100 batang sepanjang hidup, risiko kanker kolorektal meningkat 59 persen dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok.
Kanker kolorektal, yang sering dikenal sebagai kanker usus, adalah jenis kanker yang paling banyak terdiagnosis keempat di Australia. Menanggapi fenomena ini, Associate Professor Raglan Maddox dari ANU menyatakan bahwa tidak mengherankan jika kasus kanker ini meningkat pada orang berusia di bawah 50 tahun di Australia.
“Kita cenderung berpikir bahwa kita sehat dan berfokus pada gaya hidup sehat. Namun, banyak kasus terdiagnosis pada mereka yang berusia 20 hingga 39 tahun, seringkali sudah dalam stadium lanjut karena gejala yang terabaikan,” jelas Maddox. Menurutnya, perilaku sosial yang mengakar terhadap konsumsi alkohol berkontribusi besar terhadap masalah ini.
Alkohol dan merokok memang sudah lama dikaitkan dengan munculnya kanker. Keduanya melepaskan zat kimia yang merusak DNA dan menyebabkan mutasi sel kanker. Penelitian ini adalah salah satu yang pertama kali membandingkan efek keduanya dalam jumlah kecil.
Maddox menegaskan pentingnya kesadaran mengenai betapa adiktifnya kebiasaan ini dan mendorong masyarakat untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat. “Rata-rata, 66 orang Australia meninggal setiap hari akibat merokok. Ini adalah epidemik senyap yang perlu diperhatikan,” lanjutnya.
Untuk mengurangi konsumsi alkohol, Maddox menyarankan agar orang mencari lingkungan yang tidak mendorong konsumsi alkohol. Bila ada gejala kanker kolorektal, mereka yang berusia 45 hingga 49 tahun disarankan untuk mengikuti program skrining nasional.
Masyarakat juga harus aware dengan gejala seperti darah dalam tinja, perubahan kebiasaan buang air besar, dan penurunan berat badan yang tidak sesuai. “Jika Anda merasa tidak sehat, penting untuk memperhatikan kesehatan dan gejala yang muncul,” kata Maddox.
Studi yang dipublikasikan di Clinical Colorectal Cancer meneliti 12 studi tentang konsumsi alkohol dan 13 studi tentang merokok. Mereka menemukan bahwa konsumsi alkohol harian dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal dini sebesar 39 persen. Sementara itu, perokok menunjukkan kemungkinan 43 persen lebih besar untuk mengembangkan tumor rektal, dan 26 persen untuk tumor kolorektal, dibandingkan non-perokok.
Penelitian terbaru menegaskan pentingnya kesadaran akan risiko kanker kolorektal akibat kebiasaan minum alkohol dan merokok di kalangan orang muda di Australia. Urgensi untuk mengenali gejala, mendapatkan dukungan, dan menjauhkan diri dari kebiasaan buruk ini menjadi semakin nyata. Seiring meningkatnya angka diagnosis kanker kolorektal di kelompok usia yang lebih muda, sikap peka dan proaktif terhadap kesehatan menjadi kunci dalam memerangi kondisi ini.
Sumber Asli: www.dailymail.co.uk
Post Comment