Mulai Skrining Kanker Kolorektal pada Usia 40 Kurangi Risiko Kematian
Studi di Taiwan menunjukkan bahwa memulai skrining kanker kolorektal menggunakan FIT pada usia 40 hingga 49 tahun dapat mengurangi angka kematian akibat CRC hingga 39% dan insiden hingga 21%. Kenaikan insiden kanker kolorektal pada populasi yang lebih muda membuat urgensi akan kebutuhan untuk mengubah kebijakan skrining ini semakin mendesak.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa memulai skrining kanker kolorektal dengan tes kotoran imunokimia (FIT) pada usia 40 tahun dapat mengurangi angka kematian akibat kanker kolorektal (CRC) hingga 39%. Dibandingkan dengan umur 50 tahun, pemulaan skrining di usia yang lebih muda menunjukkan penurunan insiden hingga 21%. Penelitian ini dilakukan di Taiwan dan dipublikasikan dalam JAMA Oncology.
Para peneliti menekankan bahwa efektivitas FIT pada kelompok usia yang lebih muda mendukung rekomendasi untuk menurunkan usia diberlakukannya skrining. Temuan jangka panjang dari skrining dini juga terlihat konsisten, meskipun ada penyesuaian statistik terhadap bias seleksi diri.
CRC meningkat khususnya di kalangan populasi yang lebih muda; data terbaru menunjukkan lonjakan diagnosis di antara anak-anak dan remaja di bawah usia 50 tahun. Sejak awal 2010-an, insiden CRC di bawah usia 50 tahun meningkat kira-kira 3% tiap tahun. Terlebih lagi, sebuah studi mencatat peningkatan 500% kasus di antara anak-anak berusia 10 hingga 14 tahun selama 20 tahun terakhir. Meskipun jumlahnya relatif sedikit, lonjakan ini menunjukkan perlunya peninjauan kembali strategi skrining.
Dalam studi ini, 263.125 orang dewasa di Taiwan antara usia 40 hingga 49 tahun dianalisis, dan mereka memenuhi syarat untuk skrining FIT setiap dua tahun. Peserta dibagi menjadi empat subkohor berdasarkan waktu memulai skrining. Dengan melacak insiden dan mortalitas CRC hingga 2019, para peneliti dibandingkan hasil antara mereka yang melakukan skrining lebih awal dan yang mulai pada usia 50.
Hasil menunjukkan bahwa memulai skrining antara usia 40 hingga 49 sangat mengurangi angka insiden dan mortalitas CRC dibandingkan dengan yang mulai di usia 50. Dalam kelompok yang melakukan skrining awal, terjadi 26,1 kasus per 100.000 orang tahun dibandingkan dengan 42,6 kasus pada mereka yang mulai pada usia 50. Angka kematian juga lebih rendah, dengan 3,2 kematian per 100.000 orang tahun dibandingkan 7,4.
Analisis lanjutan juga menunjukkan penurunan 21% dalam insiden CRC dan 39% dalam mortalitas untuk kelompok yang melakukan skrining lebih awal. Penurunan ini tetap konstan dalam model penyesuaian ketidakpatuhan yang berkepanjangan. Namun, peneliti mengakui beberapa keterbatasan. Ini termasuk belum adanya nilai batasan spesifik usia dan jenis kelamin di masa awal skrining, serta perbedaan budaya dan genetik yang mungkin memengaruhi relevansi hasilnya di populasi lain.
Meskipun adanya batasan, para peneliti percaya bahwa hasil ini sejalan dengan bukti yang berkembang yang mendukung skrining lebih awal dan mendesak untuk riset internasional lebih lanjut guna menyusun pedoman global. Penemuan ini dikatakan dapat memiliki dampak kesehatan masyarakat yang signifikan dengan memberikan dukungan tangkas untuk menurunkan usia skrining CRC.
Penelitian ini menunjukkan bahwa memulai skrining kanker kolorektal pada usia 40 hingga 49 tahun dapat menurunkan angka kematian dan insiden penyakit ini dengan signifikan. Hasil ini menggarisbawahi pentingnya peninjauan kembali kebijakan kebiasaan skrining untuk kelompok usia lebih muda ini, yang menunjukkan tren kanker yang meningkat. Masih ada tantangan dan batasan, namun hasilnya punya implikasi kesehatan masyarakat yang besar.
Sumber Asli: www.ajmc.com
Post Comment